Peneliti: Jaringan Santoso Bakal Teror Pemilu
Muradi, mengatakan tragedi baku tembak antara terduga teroris dan polisi di Poso, Sulwesi Tengah memiliki pesan penting
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muradi, pengajar dan peneliti terorisme, mengatakan tragedi baku tembak antara terduga teroris dan polisi di Poso, Sulwesi Tengah memiliki pesan penting yang harus disikapi pemerintah dan Polri.
Bukan hanya pesan bahwa jejaring teroris kelompok Santoso di Poso termasuk salah satu kelompok teroris yang kuat dan licin. Sehingga hingga hari ini pun tidak mudah bagi aparat keamanan untuk beraksi menangkap hidup-hidup, karena sel yang dibangun Santoso berlapis dan militan.
Tapi, teridentifikasi aktivitas jaringan Santoso melakukan latihan dan persiapan di Poso, menurut Muradi, sinyal ada bagian pengkondisian untuk aksi teror di tahun politik ini.
Muradi mengatakan, perlu diingat karakteristik teror adalah momentum dan publikasi. Momentum tahun politik benar-benar menjadi sesuatu yang dimanfaatkan agar mendapat publikasi dan tersiar. Sehingga, pesan bahwa kelompok teroris di Indonesia masih ada bisa tersampaikan dengan baik.
Sebetulnya, pesan tersebut juga sudah disampaikan saat kejadian malam tahun baru di Ciputat yang berhasil diendus Polri.
"Bagi saya penggerebekan aktivitas teroris ini, sinyal negatif bahwa akan terjadi serangkaian aksi teror untuk mengganggu jalannya pesta demokrasi. Ini jelas sinyal negatif bagi proses politik pemilu yang tengah berjalan," ungkapnya, Kamis (6/2/2014).
"Ini jelas menggambarkan bagaimana grup teror tersebut ingin memanfaatkan momentum politik untuk fight back dan menegaskan eksitensi mereka," jelasnya.
Dia menjelaskan, kalau aksi teror hanya sebatas di Poso, maka itu tidak terlalu mengkhawatirkan secara nasional, karena dapat dipersempit efeknya di tingkat nasional.
Namun, yang perlu diwaspadai adalah bahwa Poso hanya dijadikan tempat latihan dan menyemai kebencian pada simbol-simbol negara dan menjadikan objek vital di luar Poso. Terutama di Jawa akan memberikan efek negatif secara politik luar biasa secara nasional.
Karena itu, menurut dia, pemerintah dan Polri harus benar-benar mengelola hal ini.
Sebelumnya diberitakan, aksi baku tembak antara kelompok terduga teroris dengan Satuan Brimob Daerah Polda Sulawesi Tengah terjadi di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Akibat kejadian tersebut satu orang anggota Brimob dan satu orang terduga teroris tewas dalam peristiwa yang terjadi Kamis (6/2/2014), sekitar pukul 09.30 WITA.