Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG Bantah adanya Gas Beracun Keluar dari Gunung Kelud

Andi Eka Sakya membantah bahwa adanya gas yang mengandung racun yang keluar dari gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur.

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in BMKG Bantah adanya Gas Beracun Keluar dari Gunung Kelud
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Kondisi perkampungan penduduk di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang penuh debu vulkanik, Jumat (14/2/2014). kibat letusan Gunung Kelud di Kabupaten Malang, dua pengungsi tewas , satu kritis dan belasan luka-luka tertimpa bangunan gedung pengungsian di Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. (SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya membantah bahwa adanya gas yang mengandung racun yang keluar dari gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur.

"Tidak benar itu (informasinya). Perlu dijelaskan ke publik," ujar Andi saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2014).

Andi kembali mempertanyakan informasi adanya gas beracun yang sempat diinformasikan keluar dari mulut gunung Kelud pada pagi hari tadi.

"Makanya itu perlu dilihat juga sumbernya. Kasihan kan para pengungsi dan warganya," kata Andi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Letusan Gunung Kelud di Kediri masih terasa hingga Sabtu (15/2/2014). Jika sehari sebelumnya, daerah ini dihujani material seperti pasir dan kerikil, pagi ini sempat muncul asap beracun.

Asap ini diperkirakan mulai terlihat sekitar pukul 08.00 WIB dan terlihat membumbung di areal steril dengan radius 15 kilometer dari pusat erupsi. Diperkirakan tidak ada warga yang ada di kawasan keluarnya asap.

Kabar keluarnya asap beracun ini beredar di pengungsian warga Kediri. Menurut Bahrudin, masyarakat di Kecamatan Wates Kediri, warga mengetahui asap beracun ini dari petugas Pos Pantau Gunung Kelud.

Berita Rekomendasi

"Warga dapat kabar ada asap beracun dari Gunung Kelud. Tapi, dari pengungsian pun asap ini tak terlihat juga dirasakan warga," kata Bahrudin kepada Tribunnews.com.

Petugas memberi semacam peringatan kepada warga di pengungsian Kecamatan Kepung dan Kebon Rejo agar bersiap-siap melakukan antisipasi jika nantinya asap ini berpengaruh pada kesehatan warga.

Namun, hingga dua jam setelah pemberitahuan petugas, asap tidak sampai ke areal pengungsian. Warga tidak melihat maupun menghirup asap beracun ini.

Warga sepertinya sudah terbiasa dengan peringatan semacam ini. Mereka tak terlihat panik dan tetap menjalani aktivitas di pengungsian dengan tenang. "Warga sudah siap siaga, tidak ada kepanikan karena asap beracun pagi tadi," sambung Bahrudin.

Saat ini, di radius 10 sampai 15 kilometer disterilkan aparat TNI dan relawan. Warga tidak boleh berada di areal tersebut dan diamankan di pos-pos pengungsian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas