Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Marty Sudah Panggil Menteri Luar Negeri AS Terkait Kabar Penyadapan

Marty Natalegawa membantah pihak Kemenlu Indonesia hanya diam saja soal kabar penyadapan Amerika dan Australia lewat telkomsel dan Indosat

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Marty Sudah Panggil Menteri Luar Negeri AS Terkait Kabar Penyadapan
VITALIS YOGI TRISNA
Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa melakukan jumpa pers terkait hubungan diplomatik Indonesia-Australia di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2013). Hal ini dilakukan terkait dugaan penyadapan telepon yang dilakukan oleh Pemerintah Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa pejabat dalam negeri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa angkat bicara mengenai kabar penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia.

Menurut Marty, pihaknya akan memanggil duta besar negara yang bersangkutan ketika ada informasi penyadapan.

"Kami panggil duta besarnya dan kami temui dan kami sampaikan keberatan kita dan permintaan kita untuk klarifikasi. Umumnya diberikan penjelasan. Sudah dipanggil menlu (Menlu Amerika) jadi tidak betul silent," kata Marty di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Ia mengatakan setiap masalah mengenai hubungan antar negara pihaknya memanggil duta besar yang berada di Indonesia. "Setiap masalah dan perkembangan ada penangannya. Sama. Apakah dengan Singapura sempat ada berita, Korea Utara juga pernah, Amerika Serikat juga pernah panggil duta besarnya kita minta penjelasan," tuturnya.

Marty mengungkapkan Amerika Serikat sudah sudah melakukan review pengkajian ulang terkait praktik-praktik masalah pengumpulan informasi dan data.

"Jadi sudah ada langkah-langkah konkrit untuk mengatasi masalah ini. Australia kan tidak ada sama sekali," ungkapnya.

BERITA REKOMENDASI

Diketahui, kabar ini bisa menjadi peringatan bagi pengguna seluer di Indonesia. Hati-hatilah menggunakan telepon seluler, dan pilihlah provider yang benar-benar aman untuk berkomunikasi.

Laporan terbaru New York Times dan Canberra Times edisi akhir pekan lalu mengulas soal jutaan pelanggan PT Telkomsel yang disadap Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Direktorat Intelijen Australia.

Canberra Times dan New York Times memuat soal bocoran dokumen rahasia dari Edward Snowden, mantan kontraktor NSA, yang kini menjadi buronan AS.

Dokumen Snowden menunjukkan, dinas spionase elektronik Australia melakukan penyadapan secara massal terhadap jaringan komunikasi dan pengumpulan data yang dilakukan oleh Telkomsel. Nama Indosat juga disebut-sebut dalam laporan itu.

Sepanjang tahun 2013, Australian Signals Directorate mendapatkan hampir 1,8 juta kunci enskripsi induk yang digunakan operator selular Telkomsel untuk melindungi percakapan pribadi dari pelanggannya.


Intelijen Australia juga membongkar semua enskripsi yang dilakukan Telkomsel. Data pengguna telepon seluler pada 2012 menunjukkan,Telkomsel memiliki 121 juta pelanggan atau menguasai sekitar 62 persen pasar.

Sebuah memo pada tahun 2003 sebelumnya menunjukkan bagaimana personil NSA mengajari mitranya dari Australia saat Australia berupaya menembus enkripsi yang diberlakukan oleh pihak pertahanan militer Papua Nugini.

Khusus untuk Indonesia, bila bocoran Snowden menyatakan penyadapan dilakukan kepada para pejabat, bocoran terbaru memperlihatkan, kegiatan penyadapan oleh AS dan Australia sudah merasuk ke komunikasi pribadi pelanggan selular di Indonesia melalui Telkomsel.

Intersepsi Australia atas layanan telekomunikasi berbasis satelit di Indonesia dilakukan melalui Shoal Bay Naval Receiving Station, fasilitas intersepsi satelit yang berlokasi dekat Darwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas