Menteri Kependudukan Wihaji Perkenalkan Program Gerakan Ayah Teladan Saat Kunker ke Bali
Program Gerakan Ayah Teladan (GATE) merupakan program yang menekankan ayah untuk turut serta dalam mengamati tumbuh kembang anak.
Editor: Content Writer
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Bali pada tanggal 21-23 Desember 2024.
Saat kunker berlangsung, diselenggarakan kegiatan Kolaborasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) Bersama Mitra Kerja Provinsi Bali pada, Sabtu 21 Desember 2024 di Balai Pertemuan Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Sedangkan pada Senin 23 Desember 2024, Menteri Wihaji melakukan Silaturahmi dengan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) se-Bali di Ruang Wacika Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. Menurut Menteri Wihaji, Kunker kali ini juga bertujuan untuk mengecek apakah terdapat kendala serta mensosialisasikan beberapa program.
“Sekarang mesti ada program dengan cara kekinian karena problem Kementerian kita dari awal sampai akhir dari hulu sampai hari dari caltin sampai lansia. Cara-caranya harus kita ubah makanya saya minta ini kan dilapangan penyuluh lapangan tahu semua seperti apa harus punya cara baru dan cara lokal termasuk edukasi agar tidak stunting, bagaimana ibu hamil sehat, jangan sampai remaja nikah dini, seks bebas. Dan negara harus hadir pada lansia dengan memberdayakan memberikan kegiatan,” ucap Wihaji, Senin 23 Desember 2024.
Baca juga: Menteri Wihaji: 600 Ribu Tim Pendamping Keluarga Diterjunkan untuk Cegah Stunting
Menteri Wihaji mengatakan bahwa Bali masih dalam kategori yang bagus jika dilihat dari segi perekonomian. Bali juga menjadi wilayah dengan angka stunting yang tergolong rendah secara nasional, yakni 7,2 persen. Ia mengingatkan, satu saja keluarga beresiko stunting perlu diperhatikan.
“Bali is good, keren kompak di lapangan juga saat dicek di Bangli yang lain oke. Tinggal butuh stakeholder dengan pemerintah,” imbuhnya.
Mengenai Program Gerakan Ayah Teladan (GATE), mantan Bupati Batang ini menjelaskan program ini tidak menyinggung satu gender. Program ini merupakan simbol ayah agar menyentuh batin dan fisik anak. Sosok ayah menjadi penting bagi anak karena sebagai leader, tugas ayah bukan hanya memberikan nafkah uang saja, tapi juga mengajak anak berbicara serta mengamati tumbuh kembang anak.
Kadek Dwi Prisaadi selaku Ketua Ikatan Penyuluh KB Indonesia Daerah Bali mengatakan, berdasarkan data keanggotaan BKKBN Bali tentang jumlah PKB/PLKB Provinsi Bali terdata jumlah PKB PNS sebanyak 166 orang, jumlah P3K sebanyak 165 orang, jumlah kontrak sebanyak 120 orang sehingga total tenaga lapangan 451 orang, dengan jumlah desa/kelurahan di Provinsi Bali menurut BPS di tahun 2022 sejumlah 717 Desa/Kelurahan.
Baca juga: Stunting Jadi Prioritas, Menteri Wihaji Dorong Kolaborasi Tanpa Bebani APBN
“Kalau dilihat tentu saja masih ada ketimpangan antara jumlah pegawai lini lapangan dengan jumlah wilayah binaan yang ada, kalau seumpama tenaga lini lapangan kontrak kembali diambil oleh pemerintah daerah untuk menjadi tenaga P3K daerah non Penyuluh KB maka hampir 65 persen wilayah binaan tidak mempunyai tenaga lini lapangan atau terjadi kekosongan wilayah sehingga provinsi Bali mempunyai tenaga lapangan yang tidak maksimal,” kata, Dwi.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa maksud dari jumlah tenaga lapangan yang tidak maksimal adalah PKB/P3K/PLKB BKKBN Bali akan mempunyai 1-3 wilayah binaan yang akan mempengaruhi kinerja organisasi, dengan mempertimbangkan makin intens nya program inovasi pemerintah yang harus dikawal di luar program rutin yang wajib dilaksanakan di tingkat desa/kelurahan dan faktor geografis.
“Melihat hal tersebut, kami mengharapkan adanya kolaborasi antara Kemendukbangga dengan IPeKB untuk dapat bersama-sama memecahkan masalah tersebut, dengan cara berkoordinasi tentang ABK Penyuluh KB,” tutupnya. (*)
Baca juga: Kunjungi Bali, Menteri Wihaji Turun Langsung Cek Keluarga Risiko Stunting
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.