Pramono Edhie: Singapura Protes, Tapi Menyimpan Duit Korupsi BLBI
Siapa yang sebenarnya yang keterlaluan, Singapura atau Indonesia?
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa yang sebenarnya yang keterlaluan, Singapura atau Indonesia? Hubungan kedua negara bertetangga tersebut sedikit memanas menyusul protes Singapura terhadap penamaan salah satu KRI TNI AL bernama Usman-Harun.
Singapura protes lantaran menganggap Usman Harun adalah teroris karena meledakkan bom di di Orchard Road di masa Dwikora era Presiden Soekarno itu. Sementara Indonesia mengganggap dua prajurit Korps Komando Operasi (kini marinir) adalah pahlawan nasional.
"Berhubungan antar negara kita saling menghormati. Usman Harun, coba dilihat ke sana dikirim melalui surat negara nggak? Indonesia menganggapnya pahlawan, bukan pecundang. Kapal yang dikasi nama emang kapal Singapura? Usman harun apa nama Singapura?," ujar Pramono Edhie saat berbincang santai dengan wartawan di sebuah restoran di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/2/2014).
Bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu pun berharap Singapura mau mengerti akan sikap Indonesia.
Edhie bahkan menyinggung sikap Singapura yang tidak meneken perjanjian ekstradisi sejak dulu. Padahal, lanjut Edhie, banyak uang hasil korupsi di Indonesia dibawa kabur ke negeri Singa itu.
"Ini berkeliaran (korupsi) BLBI (Bantuan Likuiditas bank Indonesia) di Singapura. Gimana coba? Semua uang BLBI balikkan. Bangkrut itu Singapura. Habis duitnya. Kita punya dong 'bargain position'," ungkap peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat itu.
Lebih lanjut, Edhie juga menyesalkan sikap Singapura yang mengatakan melarang KRI Usman Harus memasuki perairannya.
Menurut Edhie, Singapura sebenarnya bergantung kepada Indonesia apalagi mengenai perairan laut. Dengan laut yang luas, Singapura bisa kiamat jika Indonesia menutup perairannya terhadap kapal perang Singapura.
"Bisa habis itu Singapura kalau kita menutup perairan kita," tukas adik ipar Presiden SBY itu.