Hari Ini Roy Suryo Akan Buka-bukaan Soal Fakta di Balik Penyelesaian Konflik Keraton Solo
Apa yang sebenarnya terjadi di pertemuan itu? Kenapa penyelesaian konflik Keraton SOlo diadakan di Jogja? Apa kata presiden?
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) KRMT Roy Suryo Notodiprojo menyebut akan mengupas fakta di balik Penyelesaian Konflik Kraton Solo.
Bersama SISKS Paku Buwana XIII Hangabehi, Roy Suryo akan mengulas mengenai penyelesaian konflik kraton Solo di Kantor Kemenpora, Jl Gerbang Pemuda 3, Senayan, Selasa (25/2/2014) pukul 13.00 WIB.
Diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan dengan kerabat keraton Surakarta di Gedung Agung Yogyakarta, Minggu (23/2/2014), guna menentukan upaya penyelesaian konflik di internal keluarga keraton itu.
Beberapa petinggi keraton yang mengikuti pertemuan tertutup yang berlangsung selama kurang dari satu jam itu antara lain Panembahan Agung Tedjowulan, GPH Madukismo, KGPH Dipokusumo, serta KBPH Benowo.
Roy Suryo yang turut mendampingi presiden dalam pertemuan itu mengatakan presiden ingin mendengar langsung dari kerabat keraton tentang segala permasalahan yang terjadi di keraton Surakarta.
"Alhamdulillah beberapa gusti telah diterima langsung oleh presiden, untuk mendengarkan langsung terkait permasalahan yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta," kata Roy.
Roy mengatakan tidak ada maksud tertentu terkait alasan pertemuan itu dilakukan di Gedung Agung Yogyakarta. Menurut Roy Gedung Agung memiliki status yang sama dengan Istana Negara RI sehingga dapat digunakan presiden untuk melakukan berbagai pertemuan.
"Kenapa diselenggarakan di Yogyakarta?, karena ini (Gedung Agung) adalah gedung negara yang statusnya juga sama dengan Istana Presiden di DKI Jakarta," kata dia.
Menurut Roy, dalam pertemuan itu, presiden juga menyatakan menerima permintaan Keraton Kasunanan Surakarta untuk turut menyelesaikan konflik internal keraton itu.
"Presiden mengatakan menyelesaikan setelah 9 April, menunggu situasi nyaman. Dan ditargetkan seluruh persoalan selesai sebelum jumenengan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII pada Juni," kata dia.