Sutan Bathoegana: Iya, Kepikiran Terus
Dan menurutnya hal itu sudah disampaikannya di persidangan Rudi Rubiandini sebelumnya
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Sutan Bathoegana hanya berani berucap Insya Allah saat ditanya seberapa yakin dirinya tidak terlibat dan tidak menerima aliran dana dari Rudi Rubiandini melalui Tri Yulianto maupun aliran dana 140 ribu Dolar AS SKK Migas melalui Irianto maupun Iqbal.
Dan menurutnya hal itu sudah disampaikannya di persidangan Rudi Rubiandini sebelumnya. "Insya Allah tidak," ucap Sutan.
Ia mengaku baru tahu soal aliran dana 140 ribu Dolar AS itu dari pemberitaan media massa. Dan saat menanyakan hal itu ke Irianto, Irianto menyampaikan titipan itu sudah diserahkan ke Iqbal untuk selanjutnya diserahkan ke staf pimpinan Komisi VII.
Sutan pun memilih menahan jawaban saat ditanya lebih lanjut tentang aliran dana SKK Migas itu. Ia mengaku kena 'semprot' Ketua Harian DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan, gara-gara pernah banyak bicara ke media pada saat awal kasus Rudi Rubiandini terkuak.
"Saya enggak mau komentar terlalu banyak. Saya itu dilarang sama DPP kalau mengomentri sesuatu proses yang sedang berjalan di KPK atau di pengadilan," ujar Sutan.
"Saya ditegur, You tahu kalau saya ini suka ceplas-ceplos. Nah, saya dibilangin 'Anda melampaui batas karena menyampaikan itu berulang-ulang, itu berdampak negatif ke partai. Pak Syarif yang menegur saya. Sejak itu saya jadi puasa (bicara) begini. Kata dia, enggak elok kalau mengomentari yang sedang berjalan," ungkapnya.
Menurut Sutan, kelakar dan keceriahan yang kerap muncul dari dirinya tidak ada lagi lantaran kasus ini. Sebab, dirinya kerap ditanya tentang kasus itu setiap berjumpa dengan wartawan.
"Sebab, pertanyaan wartawan arahnya selalu ke sana. Jadi, saya males juga menjawabnya. Kadang-kadang pas Rapat Paripurna, yang ditanya soal itu. Jadi saya pilih enggak mau jawab, jadi saya enggak bisa lagi berkelakar," ujarnya.
Atas masalah yang membelitnya saat ini, Sutan mengaku hanya bisa pasrah kepada Allah SWT. "Mungkin ini cobaan dan ujian bagi saya. Tapi, saya yakin bisa melewati, karena Allah tidak akan memberi ujian di luar kemampuan hambanya. Kuncinya, saya tegar dan sabar aja," ucapnya.
Ia mengakui setiap hari terus kepikiran dengan kasus yang menimpanya ini. "Iya kepikiran terus, tapi itu kan manusiawi lah. Apalagi waktu rumah saya digeledah, karena publikasinya itu saya jadi buruk. Padahal, waktu peresmian rumah baru saya itu, saya mengundang rekan-rekan wartawan. Tapi, rumah itu dikait-kaitkan dengan kasus, padahal itu bukan rumah simpanan. Saya berdoa saja, mudah-mudahan wartawan seperti itu masuk surga," ujarnya.
Sejauh ini, lanjut Sutan, istri dan anak-anak, rekan separtai, dan tetangga rumah, tidak terlalu bertanya-tanya tentang kasus yang menimpanya ini.
Menurutnya, kasus tersebut tidak begitu berdampak kepada keluarga. "Mereka tahu saya seperti apa. Mereka support, bilang sabar. Lagian, orang-orang juga pada tahu saya enggak begituan. Tapi, ini kadang-kadang ada opini lain," keluh Sutan.
"Konstituen saya di Sumatera Utara tahu dari media. Mereka enggak percata saya seperti itu. Mereka percaya kalau saya enggak aneh-aneh," kata dia.
Apakah Anda pernah mendapat teguran dari Sekjen Partai Demokrat sekaligus putra bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas? Sebab, nama Ibas juga Anda sebutkan dalam BAP di KPK? "Enggak ada. Enggak ada masalah kok dengan mas Ibas. Biasa-biasa aja," pungkasnya.