Ruhut: Corby Bandel, Cabut Saja Pembebasan Bersyaratnya
Ruhut Sitompul berharap Pemerintah mencabut pembebasan bersyarat yang diberikan kepada terpidana kasus narkoba, Schapelle Leigh Corby
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Makassar - Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul berharap Pemerintah mencabut pembebasan bersyarat yang diberikan kepada terpidana kasus narkoba asal Australia, Schapelle Leigh Corby. Jika tidak, menurutnya, pihak Corby bakal kembali menyerang pemerintah Indonesia.
"Kalau aku, mending langsung dicabut, nanti dia (Corby) bersilat lidah lagi. Orang dia bandel, kok," kata Ruhut saat berbincang dengan Kompas.com di Makassar, Rabu (5/3/2014).
Ruhut menilai keluarga Corby telah menuduh Indonesia secara keras terkait temuan ganja. Menurutnya, seolah-olah keluarga Corby ingin mempersepsikan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil narkoba.
Padahal, kata Ruhut, semua mengetahui rekam jejak Corby dan keluarganya. Ayah Corby, Michael Corby pernah ditangkap aparat setempat terkait kasus ganja.
"Ya, itu lah Corby, sudah diberi (bebas bersyarat) tetapi ibarat memercik air didulang, terpercik muka sendiri. Keluarganya juga sudah tahu, apabila ada kesepakatan yang dilanggar, akan ditinjau ulang. Kalau saya sih cabut saja," kata anggota Komisi III DPR itu.
Corby divonis 20 tahun penjara karena membawa 4,2 kilogram mariyuana di Bandara Ngurah Rai, Bali. Hukumannya berkurang setelah memperoleh grasi dan beberapa kali remisi. Dia mendapat pembebasan bersyarat (PB), 10 Februari lalu.
Namun, Mercedes, saudara perempuan Corby, kepada media Australia, Channel 7, mempertanyakan asal mariyuana yang ada di tas Corby. Ia juga mempertanyakan sejumlah barang bukti yang menunjukkan mariyuana itu dibawa oleh adiknya di Bandara Ngurah Rai. Mercedes meyakini mariyuana itu tidak dibawa oleh Corby, tetapi dimasukkan oleh seseorang saat adiknya transit di sebuah bandara di Sydney.
Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin menuturkan masih menunggu laporan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Denpasar, Bali, sebagai salah satu pertimbangan untuk mengevaluasi keputusan PB untuk Corby.
Amir mengaku kesabarannya sangat diuji dengan kasus Corby. Ia menilai keluarga Corby tidak memahami beratnya tekanan yang harus dirasakan Kementerian Hukum dan HAM ketika memutuskan memberikan pembebasan bersyarat kepada Corby beberapa waktu lalu.
”Seakan-akan hanya untuk membela seorang Corby, saya harus mengalami tekanan seperti ini sehingga muncul beragam isu. Seharusnya mereka mengerti ya,” ujar Amir.