Pencarian Kotak Hitam MH370 Berpacu Dengan Waktu
Terlambat sedikit saja akan sangat menyulitkan. Hal itu disampaikan pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencarian kotak hitam pesawat Boieng 777-200 ER dengan nomor penerbangan MH370 milik maskapai Malaysia Airlines (MAS) berpacu dengan waktu. Terlambat sedikit saja akan sangat menyulitkan. Hal itu disampaikan pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo.
Menurut Dudi, dalam kotak hitam itu, ada sebuah perangkat khusus. Namanya Underwater Locater Beacon (ULB). Berfungsi mengirimkan sinyal berupa bunyi ke sebuah alat penangkap. Alat penangkapnya ini bernama Xonoduoy.
Kendati begitu, lanjut Dudi, baterai di kotak hitam itu cuma bertahan selama 30 hari. Lebih dari itu ULB tak akan menyala dan mengirimkan sinyal lagi. "Makanya, saya bilang setelah 30 hari sejak pesawat hilang, pencarian kotak hitam akan semakin merepotkan," ujar Dudi kepada Warta Kota, Selasa (24/3/2014).
"Saya akui, mencari kotak hitam di lautan memang sulit. Sebab kemampuan alat penangkap sinyal ULB atau Xonoduoy itu tak sampai 500 meter. Jadi hanya mampu menangkap sinyal bunyi ULB dari jarak 500 meter," tuturnya.
Dudi mengatakan, itulah yang membuat pencarian kotak hitam sulit. Prosesnya itu Xonoduoy harus menyelam ke dalam laut. Xonoduoy ini seperti alat kotak yang dibiarkan tenggelam ke laut, lalu ditarik lagi. Kemudian sambil xonoduoy menyelam, di atas operatornya akan mencoba mendengar bunyi sinyal dari ULB.
Bunyi sinyal yang dikeluarkan ULB itu berupa bunyi 'ting'. Dia mengakui bunyi itu akan terdengar terus ketika xonoduoy masuk ke lokasi sinyal ULB bisa terdengar. Atau dalam jarak 500 meter.
"Saya sudah melihat di televisi helikopter dan pesawat terus menurunkan xonoduoy ke dalam laut. Itu pertanda bagus, artinya semakin banyak xonoduoy, maka akan makin cepat didapat titik lokasi kotak hitam itu," ujar Dudi.
"Apabila sampai 30 hari tidak ditemukan juga, kita harus berharap mukjizat. Mukjizat ini sudah terjadi berulang-ulang. Jadi tak perlu khawatir," ungkap Dudi.
"Masih ingat pesawat Adam Air yang jatuh di laut Majene. Kotak hitamnya baru bisa ditemukan dalam waktu dua bulan. Artinya saat itu ULB sudah tak memancarkan sinyal lagi. Tapi toh kotak hitamnya masih ketemu," kata Dudi.
"Lalu ingat pula jatuhnya pesawat Air Trans di laut Atlantik. Kotak hitamnya baru ditemukan di laut berkedalaman lima kilometer dua tahun kemudian. ULB sudah mati. Tapi ketemu juga. Jadi percayalah dengan mukjizat. Tuhan selalu bersama kita," ujar Dudi.(Warta Kota Cetak)