Projo: Pemerintah Kedepan Harus Usut Hilangnya Wiji Thukul
Budi Arie Setiadi, Koordinator Nasional Projo berharap Pemerintah kedepan harus membentuk tim khusus untuk mengusut hilangnya Wiji Tukul.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budi Arie Setiadi, Koordinator Nasional Projo berharap Pemerintah kedepan harus membentuk tim khusus untuk mengusut hilangnya Wiji Thukul.
Wiji Thukul merupakan penyair kerakyatan yang hilang sejak 1996. Puisi-puisi Wiji Thukul yang digemari oleh Calon Presiden (Capres) PDIP, Joko Widodo (Jokowi) ternyata menjadi puisi kesukaan para aktivis di era 1998 ketika terjadi pergolakan melawan pemerintahan Orde Baru. Tidak ada satu pun aksi mahasiswa ketika itu, yang melewatkan puisi Wiji Thukul terutama yang berjudul "Peringatan" dalam setiap demonstrasi.
"Sejarah gelap ini harus ada yang bertanggungjawab. Hal itu akan terwujud jika Presiden ke depan terbebas dari pelanggaran HAM di masa lalu," tegas Budi kepada wartawan, Sabtu (19/4/2014).
Dia menegaskan, menjadi bangsa bermartabat tidak bisa didirikan dengan fondasi darah dan kekejaman.
"Saatnya kita bersama-sama melawan lupa. Banyak hal penting yang seolah-olah hendak dilupakan," ujar mantan Kepala Balitbang PDI P ini.
Pasalnya menurut dia, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya.
"Buat kami para aktivis terutama di era 98, Wiji Thukul adalah seniman yang memompakan energi dan roh perjuangan kami untuk menegakkan demokrasi. Jauhi capres pelanggar HAM," tandas mantan aktivis UI 98 ini. (andri malau)