Imparsial: Buruh Harus Ingat Kasus Marsinah
Direktur Imparsial, Poengky Indarti meminta para buruh memperhatikan calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2014 ini.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Imparsial, Poengky Indarti meminta para buruh memperhatikan calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2014 ini.
Menurutnya buruh harus menjadikan kasus Marsinah sebagai pelajaran dalam menentukan pilihan kepada pemimpin nanti.
"Para buruh harus ingat kasus Marsinah. Marsinah diduga mati dibunuh oleh Kodim (Komando Distrik Militer) Sidoarjo," kata Poengky saat diskusi bertema 'Buruh, Militerisme dan Pilpres 2014' di kantor LBH Jakarta, Menteng, Jumat (9/5/2014).
Mantan pengacara Marsinah itu mengatakan, Marsinah merupakan aktivis buruh yang bekerja di pabrik arloji di Sidoarjo. Menurutnya, saat masih hidup Marsinah aktif melakukan unjuk rasa menuntut kenaikan upah para rekannya.
Hingga pada akhirnya, sebanyak 13 buruh rekan Marsinah digiring ke Kodim Sidoardjo. Menurutnya, di Kodim Sidoardjo 13 orang buruh dipaksa mengundurkan diri dari perusahaan.
"Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja," ujarnya.
Lalu Marsinah mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap hingga ditemukan 3 hari kemudian di Nganjuk sudah meninggal.
"Hingga kini, kematian Marsinah masih menyisakan misteri karena pembunuhnya tidak terungkap," ujarnya.