Keterangan Hendri Saparini Bertolak Belakang dengan Sri Mulyani dan Boediono
Menurut Hendri Saparini, para pemangku wewenang saat itu keliru jika alasan menyelamatkan Bank Century.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hendri Saparini yang menjadi saksi ahli kasus dugaan korupsi fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) Bank Century, dengan terdakwa deputi gubernur Bank Indonesia Budi Mulya, memberikan keterangan yang berbeda terkait kondisi ekonomi tahun 2008.
Keterangan Hendri Saparini Di pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) senin, (12/5/2014), bertentangan dengan kesaksian Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Mantan Gunernur Bank Indonesia (BI) Boediono pada sidang beberapa hari yang lalu.
Pada sidang beberapa hari yang lalu, ditempat yang sama baik Sri Mulyani Maupun Boediono mengatakan bahwa faktor psikologis menjadi alasan penyelamatan Bank Century.
Sementara itu, menurut pakar ekonomi makro dan Managing Director Econit, Hendri Saparini, para pemangku wewenang saat itu keliru jika alasan menyelamatkan Bank Century adalah untuk menghindari kepanikan dan terjadi Rush diseluruh bank nasional.
"Kalau itu mau ditambahkan dengan psikologis, apakah benar jika faktor psikologis akan berpengaruh," ujar Hendri dalam kesaksinnya di Tipikor, Jakarta, Senin (12/5/2014).
Hendri mengatakan apabila faktor psikologis digunakan sebagai dasar maka semestinya, harus dilihat juga sejauh mana penutupan Bank Century dapat membuat masyarakat dan sistem perbankan serta ekonomi Indonesia goyah.
Hendri juga mengatakan suatu bank akan berdampak sistemik apabila rusak yang dikarenakan ekonomi makro, bukan karena kesalahan pengelolaan keuangan internal.
"Bank Century sudah sakit-sakitan sejak 2005 dan tak kunjung sembuh. selain itu, aset Bank Century kecil dan tidak mempengaruhi bank lain, sehingga tidak lazim kika diaelamatkan," ujar Hendri.
Selain itu, Hendri mengatakan aksi penyelamatan Bank Century tidak masuk akal, alasan menghindarkan Indonesia dari krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 1998, dasarnya tidak kuat.
"keliru apabila menyamakan krisis ekonomi 1998 dengan 2008 karena tekanan yang terjadi berbeda" ujar Hendri.
__._,_.___
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.