Rekrutmen TNI Tahun Ini Tidak Utamakan Kekuatan Fisik
yarat utamanya adalah kemampuan intelektual.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pada perekrutan anggota TNI mendatang, baik untuk calon tamtama, bintara dan perwira, kekuatan fisik tidak lagi menjadi syarat utama untuk lolos sebagai prajurit TNI AD. Syarat utamanya adalah kemampuan intelektual.
Hal itu diungkapkan Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman saat memberi pengarahan kepada anggota TNI dan PNS TNI AD di Kodiklat TNI AD, Jumat (20/6/2014). Pernyataan itu pun sempat diungkapkan Budiman di Stadion Siliwangi pada upacara di hari yang sama.
"Rekruitmen dimulai dari tamtama, bintara sampai perwira kemampuan utamanya adalah psikotes dan kemampuan dasar intelektualnya dulu, ditambah masalah kepribadian," kata Budiman.
Jika intelektualnya bagus, kata Budiman, kemudian lanjut ke masalah kesehatan tubuh. Setelah itu, baru pada fisik. "Kalau soal fisik, nanti di Rindam bisa dilatih," tegasnya.
Syarat kemampuan intelektual, kata Budiman, adalah penting demi mencetak prajurit TNI AD yang handal dan super. Terlebih lagi, ke depan banyak tantangan yang akan dihadapi TNI.
"Dengan dia (calon prajurit) sehat, prinsiple, kemudian intelektualnya juga bagus, potensinya juga bagus, maka dia akan dibina menjadi orang yang hebat," tegasnya.
Budiman mengimbau kepada para orangtua calon prajurit agar jangan heran jika anaknya mempunyai fisik bagus, tetapi tidak lolos masuk ke lingkaran TNI AD.
"Misalkan, ada orangtua ngeluh, anak saya itu fisiknya bagus, ini itunya bagus, kok enggak diterima. Ya, kalau otaknya ketul ya susah, atau belet, kalau belet banget (anaknya) kan susah juga, susah belajar ini dan belajar itu," tegasnya.
Kendati demikian, lanjut Budiman, kemampuan yang sangat mendasar yang harus dimiliki TNI adalah militansi itu harus tetap dipertahankan.
"Namun, kemampuan yang sangat mendasar, yang kita katakan militansi, kalau bahasa kasarnya 'gendeng dan nekatnya tidak takut mati', itu sebetulnya, sehingga kemampuan berbuat sesuatu yang melebihi dari kemampuan prajurit dari manusia normal itu yang tidak boleh kita kurangi, harus kita pertahankan itu," tandasnya.