Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dengan Peradaban Maritim Bangsa Indonesia Akan Bertambah Daya Tahannya

Dengan menuju peradaban maritim bangsa Indonesia diharapkan bertambah daya tahannya terhadap sekian banyak tantangan.

Penulis: Budi Prasetyo
zoom-in Dengan Peradaban  Maritim  Bangsa Indonesia Akan  Bertambah  Daya Tahannya
Tribunnews.com/ budi prasetyo
Prof Dr Magnis Suseno Sj (nomor dua dari kiri) disamping pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (paling kiri) dalam diskusi panel seri ke sembilan dengan tema Geografi dan Demografi Masyarakat Maritim di Asean Room Hotel Sultan , Sabtu (21/6/2014) 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA- Dilihat  sebagai usaha  untuk  memperkuat  “ketahanan bangsa “, maka  dengan  menuju peradaban  maritim bangsa  Indonesia  diharapkan bertambah  daya  tahannya  terhadap sekian banyak tantangan.

Hal ini diutarakan  Prof  Dr  Frans Magnis  Suseno SJ  dalam  kesempatan diskusi  panel seri  kesembilan  yang  diselenggarakan  Yayasan Suluh Nuswantara  Bakti  (YSNB) dengan  tema “ Geografi  dan Demografi  Masyarakat  Maritim, Sabtu  (21/6/2014).

Lebih  rinci  kata  Frans , kita mencari  strategi   untuk  memperkuat  ketahanan bangsa  . Itu  berarti  ada  dua  hal  yang  perlu dipehatikan . Pertama  kita  harus melawan kemungkinan bangsa, ya bangsa Indonesia  menjadi terasing  dari  kebudayaanya. Serta  strategi  yang  kedua  melawan keterasingan  budaya  dengan  menghidupkan  kemba, li  budaya  maritim.

Terkait  dengan membangun  bangsa  yang berkarakter  dan tangguh   menurut  Frans, kembali pada pertanyaan  bagaimana  membangun  kekuatan  batin manusia Indonesia  agar ia mampu mengambil sikap wajar terhadap  tantangan  budaya  yang dihadapinya . “ Jelas tidak dengan model Orde Baru  selaras, serasi , seimbang   yang  pada intinya sama  dengan menyesuaikan  diri.”

Justru itulah   kata  Frans, nilai –nilai  tradisional  oleh elite kita  yang  masih feudal  atau  new feudal  dikebiri  ke dalam  hal  seperti  kekeluargaan  ala  Suharto, jadi asal  membawa diri baik –baik  tanpa salira , sepi ing pamrih  dan sebagainya . Anak  di sekolah  dididik  menjadi orang manutan, mereka tidak di didik  untuk berani , untuk ingin tahu , untuk  bertanya. Tidak di didik menjadi kritis, kreatif  terdorong  untuk  mencari  sesuatu yang  baru.

Pada  kesempatan  yang  sama Dr Yudi Latif  menyinggung  pentingya  persilangan budaya, dimana  Indonesia  sebagai adidaya  budaya  teramat  penting  memiliki  wawasan  dan komitmen  kebudayaa.”  Dalam  masyarakat  plural seperti  Indonesia  konsepsi kebudayaan  yang ditawarkan  hendaknya  tidak bersifat  monolitik.”  Katanya.

Menurut  Yudi  konsepsi kebudayaan  penting  untuk  menghadapi  kenyataan Indonesia  sebagai gugus beragam  kebudayaan  dalam  kesatuan  bangsa  “Bhineka Tunggal Ika “ Imdonesia  merupakan situs  arkeologi  kebudayaan  yang   berlapis  dan  beragam , yang  dapat  merangkum  sekritar  25  abad  kehidupan  umat  manusia  secara  serempak . Keragaman  internal ini  makin kompleks  dengan intensitas   arus  globalisasi . Dengan arus  globalisasi  yang  makin luas  cakupannya , dalam  penetrasinya  dan instan  kecepatannya , setiap  bangsa  bukan  saja  menghadapi  potensi  ledakan pluralism  dari dalam, melainkan  juga  tekanan  beragam  dari luar.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas