Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemred Obor Rakyat Mundur dari Komisaris PTPN XIII

Setiyardi terlihat sangat percaya diri dengan mengatakan bahwa banyak temannya yang mendukung tabloid Obor Rakyat dan bergabung sebagai donatur.

zoom-in Pemred Obor Rakyat Mundur dari Komisaris PTPN XIII
TRIBUNNEWS.COM/ADI SUHENDI
Setyardi Budiono di Mabes Polri sambil munujukan contoh edisi terbaru Tabloid Obor Rakyat. 

"Katanya sudah mengundurkan diri, kabar dari temen-teman di kementerian," papar Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Jakarta - Pemimpin redaksi Tabloid Obor Setiyardi telah mengundurkan diri sebagai komisaris PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero).  "Katanya sudah mengundurkan diri, kabar dari temen-teman di kementerian," papar Menteri BUMN Dahlan Iskan, Senin 23 Juni 2014, yang dikutip liputan6.com. PTPN XIII ini mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet dan tebu yang ditanam pada areal konsesi seluas 124 ribu hektare di Kalimantan.

Dahlan menyatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak terhadap pengunduran diri Setiyardi yang juga menjabat sebagai Deputi Staf Khusus Kepresidenan Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah. "Ya tapi mau gimana lagi? Kalau sudah mau mengundurkan diri mau apa lagi? Pokoknya kata temen-teman sudah mengundurkan diri," ujar dia.

Selain mundur, Setiyardi yang sering menambah nama belakang Negara atau Budiono ini, Senin lalu, memenuhi panggilan kedua Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri. Lembaga ini juga mengupayakan pemanggilan ketiga terhadap penulis Tabloid Obor Rakyat, Darmawan Sepriyossa. Darmawan belum memenuhi panggilan penyidik setelah dua kali dilayangkan surat panggilan pemeriksaan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie mengatakan, pihaknya akan memastikan terlebih dahulu apakah Darmawan menerima surat panggilan penyidik.  Selanjutnya, penyidik akan memastikan alasan ketidakhadiran Darmawan. "Kemudian penyidik akan membuat surat panggilan ketiga dan surat perintah membawa apabila Darmawan sengaja tidak mau hadir," ujarnya dikutip metrotvnews.com.

Pemeriksaan ini terkait laporan kuasa hukum Joko Widodo-Jusuf Kalla, Trimedya Panjaitan kepada (Bareskrim) Polri. Keduanya dituding melakukan pencemaran nama baik dan fitnah terhadap Jokowi melalui tabloid Obor Rakyat. Khususnya, melanggar Pasal 310 dan 311 KUHP tentang penghinaan dan fitnah, Pasal 156 dan 157 KUHP tentang penyebaran kebencian, Pasal 16 UU No.40/1999 tentang kebencian berdasarkan diskriminasi ras dan etnis, serta Pasal 214 UU 42/2008 terkait pelanggaran larangan kampanye.

Hal ini diperkuat dengan pandangan Dewan Pers yang menyimpulkan bahwa Tabloid Obor Rakyat bukanlah hasil karya jurnalistik, karena mendiskriditkan seseorang, dan bermuatan SARA. Terlebih, tabloid tersebut tidak memiliki badan hukum, dan tidak mencantumkan alamat redaksi.

BERITA REKOMENDASI

Seperti telah diberitakan, pemimpin redaksi tabloid Obor Rakyat, Setiyardi mengatakan masih akan terus menerbitkan tabloid karena menurut dia masyarakat menyambut baik tabloid yang dia buat. Pada kesempatan itu Setyardi memamerkan dummy tabloid kepada wartawan dengan tulisan besar yang provokatif mengarah pada pribadi calon presiden Joko Widodo. Tulisan itu berbunyi "Periksa! DNA Jokowi, Iriana dan Si Sulung."

Setiyardi terlihat sangat percaya diri dengan mengatakan bahwa banyak temannya yang mendukung tabloid Obor Rakyat dan bergabung sebagai donatur. Kepercayaan diri Setiyardi memperlihatkan bahwa yang dilakukan Setiyardi bukanlah inisiatif pribadi.

Menurut Laporan Utama majalah Tempo, yang beredar Senin, 23 Juni 2014, tabloid Obor Rakyat  itu diambil oleh Kantor Pos Besar Bandung di Jalan Asia Afrika dari PT Mulia Kencana Semesta di Jalan A.H. Nasution 73, Cipadung, Bandung, sebelum disebarkan ke sejumlah pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat. Manajer Hubungan Masyarakat PT Pos Indonesia, Abu Sofyan menerangkan, selama ini pihaknya memang menjalin kerja sama barang cetakan dengan PT Mulia, yang didirikan pada 2011. Saat diambil petugas PT Pos,  paket kiriman PT Mulia itu mencapai 100 ribu koli, dengan biaya Rp 200 juta. 

Dalam profil perusahaan yang dibuat Manajer Kurnia Ditomo, seperti dikutip dari majalah Tempo, nama pasar PT Mulia adalah Inilah Printing. Perusahaan ini pemilik mesin pencetak harian Inilah Koran di Jawa Barat dan majalah Inilah Review, yang merupakan bagian Inilah.com Group milik  Muchlis Hasyim Yahya. Foto Muchlis bekas wartawan bersama 16 karyawannya terpampang dalam profil perusahaan itu. "Di PT Mulia, Pak Muchlis menjabat direktur," kata Alfian Mujani, Pemimpin Umum Inilah Koran.

Muchlis tak lain bos Darmawan Sepriyossa, redaktur di situs berita Inilah.com, yang menjadi penulis artikel Obor Rakyat. Darmawan, seperti pengakuan yang dimuat di web tempatnya bekerja, diajak membuat tabloid Obor oleh Setiyardi Budiono.


Portal berita inilah.com, tempat Darmawan kini menjadi kolomnis tetap, didirikan Muchlis Hasyim, bekas wartawan Media Indonesia. Portal ini kini dikenal sebagai media online yang terdepan dalam menulis berita positif pasangan Prabowo-Hatta dan berita negatif pasangan Jokowi-JK. Sebuah perubahan yang aneh, karena di periode pemerintahan SBY-Jusuf Kalla (2004-2009), Muchlis Hasyim adalah media officerJusuf Kalla yang mendampingi sang wakil presiden hampir di setiap kesempatan di dalam dan luar negeri. 

Sementara hingga hari ini, Istana masih belum mengambil tidakan tegas terhadap pemimpin redaksi Obor Rakyat, Setiyardi, yang diketahui adalah asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai. Langkah Setiyardi yang telah menerbitkan dan menyebarkan tabloid Obor Rakyat dianggap sebagai hak politik pribadinya.

"Sebagai atasan Setiyardi, saya tak pernah mengeluarkan arahan atau instruksi untuk menerbitkan tabloid tersebut. Penerbitan tabloid itu merupakan sikap dan langkah pribadi yang diinisiasi sendiri oleh Setiyardi. Oleh karena itu, Setiyardi tidak dipecat. Dia masih menjadi asisten Staf Khusus Presiden," tutur Velix, seperti dikutip harian Kompas, Kamis, 19 Juni 2014.

Masih menurut Velix, Setiyardi yang bertanggung jawab dalam masalah pembangunan perkotaan dan pedesaan serta kewilayahan Sumatera, telah bertemu dengan Sekretaris Kabinet Dipo Alam untuk melaporkan latar belakang sikap, langkah pribadi serta hak politiknya dengan penerbitan tabloid Obor Rakyat. "Sebagai kelanjutan, Istana menghormati proses hukum," ujar Velix.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam justru memuji tindakan Setiyardi yang dianggapnya bertanggung jawab. "Saya salut dia tidak banci dalam berpolitik. Dia berani dan siap bertanggung jawab atas perbuatannya menerbitkan tabloid," ujar Dipo seperti dikutip inilah.com. (skj) (Advertorial)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas