Kubu Prabowo Sebut Klaim Kemenangan Jokowi Lewat Tujuh Lembaga Survei Memonopoli Kebenaran
Kubu Prabowo meminta KPU tidak terintimidasi oleh klaim kemenangan kubu Jokowi lewat tujuh lembaga survei.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Pemenangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Hatta Rajasa, Tantowi Yahya meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak terpengaruh dengan hasil quick count, dari lembaga survei yang memenangkan pasangan capres Joko Widodo dan cawapres Jusuf Kalla.
"Jangan sampai mereka (KPU) terintimidasi oleh hasil tersebut (quick count), yang mereka (Jokowi-JK) klaim sebagai kebenaran absolut, sehingga mereka memonopoli kebenaran itu sendiri," kata Tantowi di rumah Polonia, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Kamis (10/7/2014).
Dengan klaim yang menyatakan lembaga surveinya paling benar, kata Tantowi, maka seakan-akan tidak ada lagi lembaga survei yang merilis hasil quick countnya secara benar. Kecuali, tujuh lembaga survei yang dipakai Jokowi-JK.
"Nah kami berharap KPU akan tetap berdiri gagah, melaksanakan seusai amanat Undang-Undang dan setiap pihak harus menghormati proses tersebut," tutur Tantowi.
Sementara hasil real count yang telah dirilis tim Prabowo-Hatta yang menyatakan pasangan Prabowo-Hatta lebih unggul dibandingkan Jokowi-JK. Menurut Tantowi, bukan upaya untuk mendikte KPU dan hasil tersebut merupakn pantauan yang berdasarkan data yang diperoleh dari saksi-saksi yang tersebar di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Jadi kami tetap menghormati proses yang sedang dan berlangsung di KPU. Jadi apapun hasil ditetapkan oleh KPU, itulah rujukan sesungguhnya," cetus Politisi Golkar.
Diketahui tujuh lembaga survei yang merilis hasil hitungan cepatnya menyatakan kemenangan di kubu Jokowi-JK dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2014 yaitu, Populi Center, Center for Strategic and International Studies (CSIS), Litbang Kompas, Indikator Politik Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, RRI, dan Saiful Mujani Research Center.