Presiden SBY Lantik Dino Patti Djalal Jadi Wakil Menlu Sore Nanti
Bakal hadir dalam acara pelantikan tersebut, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan isteri, serta sejumlah menteri
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan melantik Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal menjadi Wakil Menteri Luar Negeri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Berdasarkan agenda yang diterima Tribunnews.com dari Biro Pers Istana Kepresidenan, Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat itu akan digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/7/2014) pukul 15.00 WIB.
Untuk diketahui, Dino menggantikan posisi Wardhana yang akan bertugas sebagai Duta Besar Turki.
Bakal hadir dalam acara pelantikan tersebut, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan isteri, serta sejumlah menteri dan anggota Kabinet Indonesia bersatu jilid II.
Sebagaimana diketahui, Dino pernah menjabat Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dan juru bicara kepresidenan. Dino mundur dari jabatan duta besar setelah memutuskan ikut dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
Dalam beberapa kali kesempatan Dino Patti Djalal, memuji sosok Hasyim Djalal sebagai tokoh pejuang maritim Indonesia.
Dino yang tak lain adalah putra dari Hasyim Djalal, mengatakan bahwa ayahnya ikut memperjuangkan wilayah maritim di Indonesia dari semula hanya dua juta kilometer persegi pada tahun 1945, dan kini menjadi 5,8 juta kilometer persegi.
"Berkat pak Hasyim, Indonesia menjadi seperti sekarang. Dari pantai yang terpecah-pecah, laut yang belum dimiliki. Dia adalah tokoh maritim yang memperjuangkan Indonesia," kata Dino saat acara peringatan 80 tahun Prof. Dr. Hasyim Djalal di Djakarta Theatre, Selasa (25/2/2014) malam.
Mantan Duta Besar Amerika Serikat itu menuturkan sebelum ada Deklarasi Juanda, Indonesia belum memiliki laut Sulawesi, laut Halmahera, dan laut Sunda.
Namun deklarasi Juanda kemudian menetapkan laut teritorial Indonesia seluas 12 mil diukur dari pulau terluar, dan sosok Hasyim sebagai ahli hukum kelautan mempunyai peran besar mempertahankan isi deklarasi Juanda di mata internasional.
"Orang itu dari desa, bisa berikan peluang untuk Republik ini. Tidak peduli dari mana, dia anak petani yang kemudian jadi diplomat. Dari anak gunung menjadi diplomat kelas dunia," tukasnya.