TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga korban Malaysia Airlines MH 017 yang jatuh di langit Ukraina mendatangi kantor Malaysia Airlines (MAS) Jakarta di Gedung World Trade Center (WTC) 5 Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2014).

Enny Nuraheni (54) bersama enam anggota keluarganya datang ke kantor Malaysia Airlines sekitar pukul 12.00 WIB untuk mempertanyakan kepastian keberadaan kakaknya bernama Ninik Yuriani (56) di pesawat MH017 tersebut.

Mereka bertujuh langsung masuk dan diterima perwakilan Malaysia Airlines. Hanya sekitar 30 menit Enny dan keluarganya berada di dalam kantor Malaysia Airlines.

Dikatakan Enny, kakaknya tersebut berada dalam pesawat MH017 karena sudah dicek anaknya yang berada di Belanda.

"Saya hanya mau mencari kepastian, apakah kakak saya benar-benar ada di pesawat itu, karena anaknya yang berada di Hoven, sudah dapat data dari MAS Amsterdam dan menyatakan bahwa ibunya ada di pesawat itu," ungkap Enny saat ditemui wartawan.

Sementara hingga saat ini, Enny belum mendapat kabar yang pasti dari pihak MAS di Indonesia mengenai keberadaan kakaknya.

"Beredarnya di berita Indonesia nama kakak saya tidak ada. Kenapa kok bisa beda dengan data dari Amsterdam? Ternyata informasi yang di sini belum bisa mendapatkan informasi apapun. Sepertinya di lock dari pihak pusat. Nanti pihak pusat yang akan menginformasikan ke pihak keluarga," ungkapnya.

Entah kapan keluarga bisa mendapatkan informasi langsung dari pihak MAS terkait keberadaan penumpang MH017. Saat ini Enny dan keluarga hanya bisa menunggu kabar dari pihak maskapai yang mengangkut saudaranya tersebut dari Belanda.

"Belum bisa memastikan (kapan diberi tahu). Mereka akan mengabarkan secepatnya kalau mendapat informasi MAS di Kuala Lumpur, mereka akan menghubungi keluarga yang ada di Indonesia," ungkapnya.

Seperti diketahui pesawat MH017 milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines jatuh di wilayah Ukaraina, Kamis (17/7/2014). Diduga kuat pesawat tersebut jatuh ditembak. Pesawat naas milik Malaysia Airlines tersebut pada saat kecelakaan mengangkut 298 orang diantaranya 15 kru pesawat asal Malaysia dan 283 penumpang.

Penumpang yang paling banyak berasal dari Belanda berjumlah 154 orang, kemudian dari Malaysia 38 orang, Australia 27 orang, Indonesia 12 orang, Inggris 9 orang, Jerman 4 orang, Belgia 4 orang, Filipina 3 orang, Kanada 1 orang, selebihnya belum bisa diidentifikasi.