Satu WNI Beserta Suami dan Anaknya Akan Dimakamkan di Belanda
Satu keluarga terdiri ayah, ibu dan seorang putrinya berusia 9 tahun ikut menjadi korban pesawat Malaysia Airlines MH17
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu keluarga terdiri ayah, ibu dan seorang putrinya berusia 9 tahun ikut menjadi korban pesawat Malaysia Airlines MH17 (rute Amsterdam-Kuala Lumpur) yang ditembak jatuh di wilayah konflik, kota Shaktarsk, timur Ukraina pada Kamis (17/7/2014).
Mereka adalah Vickyline Kurniati Kardia (39) yang berkewarganegaraan Indonesia serta Emile Van Muijlwijk (45) dan Adinda Larasati Putri Van Muijlwijk (9) yang berkewarganegaraan Belanda.
Jika jenazah sudah ditemukan dan teridentifikasi, pihak keluarga sudah sepakat untuk memakamkan satu keluarga tersebut di tanah kelahiran sang suami, di Belanda.
"Adik saya inginnya Vicky beserta suami dan anaknya dikubur di Belanda aja. Lagipula di sana ada ibu kami dan anaknya juga," ujar kakak tertua Vickyline, Herry Kardia (56) pada Sabtu (19/7/2014) malam.
Menurut Herry, sejauh ini keluarga Vicky di Jakarta belum mendapatkan kepastian waktu pemberangkatan ke Belanda sebagaimana dijanjikan pihak maskapai Malaysia Airlines.
Padahal, pihak keluarga sangat ingin mengetahui dan menerima jenazah Vicky sekeluarga.
Vickyline Kurniati Kardia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Tiga kakaknya tinggal di Jakarta dan seorang kakaknya yang tinggal di Australia.
Tercatat sebagai warga kota Bandung, Jawa Barat, Vicky dinikahi oleh pria asal Belanda, Emile, pada sekitar 2002. Saat itu, Emile mempunyai dua anak, yakni Lauren (19) dan Calvin (17). Tiga tahun menikah, suami istri tersebut dikaruniai seorang putri bernama Adinda Larasati Putri Van Muijlwijk (9).
Sejak menikah, Vicky tinggal bersama suami di Belanda. Meski begitu, Vicky tetap tidak mengganti kewarganegaraannya.
Semula Vicky bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan cargo di Belanda. Sementara, sang suami bekerja sebagai IT di salah satu airport di negeri Kincir Angin tersebut.
Baru beberapa tahun terakhir, Vicky bersama suami dan dua anaknya, Lauren dan Adinda, tinggal di Singapura karena sang suami mendapat penugasan kerja.
Pada awal Juli 2014, suami Vicky, Emile, mengambil cuti kerja selama tiga minggu untuk keperluan berlibur dan mengunjungi anak kedua dan sang ibunda di kampung halaman, Belanda.
Emile mengajak istri dan putri bungsunya dalam kepulangan ke tanah kelahirannya itu. Saat menuju Belanda, keluarga tersebut menumpangi pesawat maskapai Malaysia Airlines.
Pada Kamis, 17 Juli 2014, suami Vicky kembali ke Singapura karena masa cuti kerjanya akan berakhir. Adalah pesawat maskapai yang sama yang digunakan keluarga tersebut untuk kembali ke Singapura melalui Kuala Lumpur, Malaysia.
Nahas, dalam penerbangannya, pesawat yang mengangkut keluarga tersebut hancur berkeping usai diroket hingga jatuh di timur Ukraina. Sebanyak 283 penumpang dan 15 kru pesawat dipastikan tewas akibat kejadian tersebut.