Sulit Percayai Alasan Mundur Dirut Pertamina Karena Mau Mengajar di Harvard
Betapa sulit memercayai alasan mundurnya Dirut Pertamina Karen Agustiawan karena mau mengajar di Harvard University.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Pramono Anung ikut angkat bicara mengenai pengunduran diri Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan. Pramono menyebut Karen telah menjabat tugas tersebut cukup lama, yakni enam tahun.
Masih tersisa empat tahun, mengapa mendadak mundur?
"Dan dia mengetahui berbagai seluk beluk dan pemasalahan yang ada di Pertamina. Tetapi, kalau pengunduran dengan alasan mau mengajar di Harvard University, menurut saya karena ini baru kata Pak Dahlan. Sebagai pejabat publik dia (Karen) harus menyampaikan secara terbuka alasan sebenarnya," kata Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Pramono mengingatkan agar pengunduran diri Karen tidak terkait dengan kebijakan maupun tekanan yang dialaminya sebagai Dirut Pertamina.
"Karena ini era keterbukaan, sehingga saya termasuk mengharapkan Bu Karen menyampaikan secara terbuka mengenai alasan kemunduran dirinya," ujarnya.
Politisi Senior PDIP itu mengakui masa jabatan Karen selama enam tahun memimpin Pertamina merupakan prestasi yang luar biasa. Ia pun menilai Karen pasti mendapatkan tekanan.
"Tetapi, apakah alasan itu karena tekanaan ataukah karena memang mau mengajar. Ini perlu secara terbuka publik mengethui hal tersebut, " imbuhnya.
Pasalnya, kata Pramono, bila benar Karen mendapatkan tekanan maka hal itu menjadi masukan positif untuk pemerintahan baru. "Karena apapun akan memberikan kontribusi pemerintahan baru untuk melakukan tindakan lebih baik agar tdak terjdi tekanan seperti itu," kata Pramono.
Sebelumnya diberitakan tribunnews.com, Dahlan memaparkan bahwa Karen Agustiawan telah memohon kepada dirinya untuk mengundurkan diri dari waktu yang lama. Rencananya Karen akan mundur sebagai Direktur Utama PT Pertamina mulai 1 Oktober mendatang.