Ical Inginkan Koalisi Merah Putih Bertahan Hingga 10 - 20 Tahun
Aburizal Bakrie berharap Koalisi Merah Putih tak berhenti sebatas pemilihan presiden tapi bisa berlanjut ke Pilkada di kabupaten atau kota.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical menyebutkan partai berlambang pohon beringin itu akan tetap setia dengan Koalisi Merah Putih, apapun hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Ical kepada wartawan usai acara halal bihalal di kantor DPP Partai Golkar, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (20/8/2014), menyebutkan hingga kini partai pendukung Koalisi Merah Putih seperti Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pebangunan (PPP), Partai Golkar dan Partai Bulan Bintang masih tetap solid.
Kata dia kesepakatan Koalisi Merah Putih bersifat permanen, bukan sekedar untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014, di mana koalisi tersebut mengusung pasangan Prabowo - Hatta.
"Kalau bisa sampai sepuluh dua puluh tahun mendatang," kata Ical.
Rencananya bahkan para pengusung koalisi tersebut tidak hanya bekerjasama di tingkat nasional, melainkan hingga level Kabupatan - Kota. Pada pemilihan kepala daerah (pilkada), direncanakan Partai Gerindra, PAN, PPP, Partai Golkar dan PBB bekerjasama mendulang sebanyak-banyaknya suara.
Namun demikian keputusan keterlibatan partai pada koalisi tersebut telah memicu konflik internal. Pasalnya Ical dianggap mengambil keputusan tanpa mekanisme yang patut. Bahkan Ical mengatakan partainya tidak segan-segan untuk mengambil sikap beroposisi.
Ical memutuskan agar partai mendukung pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, namun sebagian kader nekad mendukung Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK). Ical pun mengeluarkan surat pemecatan terhadap kader-kader tersebut yakni, Nusron Wahid, Agus Gumiwang dan Poempida Hidayatullah.
Pemecatan tersebut telah memperbesar konflik internal partai, dan kader yang menolak Ical pun mengusung wacana percepatan Musyawaran Nasional (Munas) IX, dengan agenda pelengseran Ical. (NURMULIA REKSO PURNOMO).