Indef: Jokowi-JK Harusnya Lakukan Diversifikasi Energi
Menurut Fadil, langkah satu poin yang harus segera dijalankan pemerintah ke depan yakni diversifikasi energi seperti ke gas dan bahan bakar nabati.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kenaikan dan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak dapat memperbaiki cadangan energi dalam negeri. Sehingga diperlukan langkah cepat pengalihan BBM ke gas.
"Ini harusnya ditempatkan dalam konteks yang lebih luas lagi, perlu reformasi energi," kata Peneliti Indef, Fadil Hasan di kantornya Jalan Bata Merah, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2014).
Menurut Fadil, langkah satu poin yang harus segera dijalankan pemerintah ke depan yakni diversifikasi energi seperti ke gas dan bahan bakar nabati.
"Kalau pakai gas ini sangat murah, sehingga pemerintah enggak perlu mensubsidinya seperti BBM," cetusnya.
Fadli pun mengatakan, cadangan energi minyak di Indonesia diperkirakan hanya mampu bertahan 14 tahun ke depan. Dengan begitu, langkah secara jelas sangat dibutuhkan saat ini guna menjaga ketersediaan energi dalam negeri.
"Kalau habis, pastinya kita akan impor. Kita berharap pemerintahan baru tidak seperti sebelumnya, yang programnya banyak dibicarakan daripada dijalankan," ujarnya.