TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner KPU, Idha Budiati, beruntung memiliki suami yang pengertian. Kesibukannya yang luar biasa di kantor selama pelaksanaan Pemilu, tidak berpengaruh kepada kondisi rumah tangganya.

"Sejak awal menikah saya jarang pulang. Saya kan kerjanya dulu di NGO, LBH Semarang. Jadi suami saya sudah tahu apa kegiatan saya sebelum saya menikah, dan itu bagian dari komitmen, tidak membatasi kegiatan saya di ruang publik meski sudah menikah," kisah Idha mengenai rumah tangganya saat ditemui di PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Selama berkarir di KPU, Idha mengaku mendapat dukungan dari seluruh keluarganya. Anak-anaknya juga tidak mempermasalahkan ibunya sering pulang terlambat.

Menurut Idha, tanggung jawab soal anak banyak dibantu oleh suaminya.

"Begitu juga dengan anak-anak karena suami saya banyak membantu untuk ikut ambil bagian urusan domestik. Intinya pengurusan anak-anak itu tidak hanya urusan perempuan tapi urusan laki-laki. Jadi relatif tidak ada masalah," kata Idha.

Selama proses pelaksanaan Pemilihan Umum Anggota Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang baru saja berakhir, Idha mengaku kerap menghabiskan waktunya di kantor hingga larut malam.

Tidak jarang, Idha yang hanya seorang diri komisioner KPU berjenis kelamin perempuan, harus rela menghabiskan malam di kantor dan tidak pulang ke rumah.

"Ya iya lah, sering. Tapi menginap bukan berarti tidur di kantor, kerja sampai pagi. Kalau tidur di kantor itu 5-10 menit supaya badannya bugar lagi. Bukan berjam-jam tidur di kantor," ujar Idha tertawa.

Pulang pagi hingga jarang pulang, Idha mengaku mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya. Mulai dari SMS, BBM, surat elektronik, dan telepon.