Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Kisruh di Tubuh PPP Buntut Pilpres 2014

"Kisruh ini sebenarnya tak perlu terjadi apabila kedua kubu tak show of forces. Pada akhirnya ujung kisruh adalah mencoreng wajah partai Islam."

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Pengamat: Kisruh di Tubuh PPP Buntut Pilpres 2014
TRIBUN/DANY PERMANA
Senior partai yang menamakan diri Forum Peduli Partai (FPP) PPP Ubaidilah Murod, Turmuji, Muhammad Rodjak, Yunus, Joko Kertopati (kiri-kanan) memberikan keterangan pers usai menemui politisi senior yang juga mantan wapres Hamzah Haz di kediamannya Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (31/8/2014). Forum Peduli Partai tersebut membahas percepatan Munas untuk melengserkan Ketua Umum Suryadharma Ali karena menjadi tersangka korupsi dana haji di Kemenag. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) timbul tenggelam. Mendekati pelaksanaan Pemilu 2014 konflik itu datang tapi tenang kembali setelah PPP memutuskan merapat ke Koalisi Merah Putih dalam Pemilu Presiden 2014. Kini konflik muncul kembali dan berujung saling pecat kader.

Pengamat politik Dian Permata mengatakan kisruh partai berlambang Kabah itu tidak bisa dilepaskan dari persoalan Pilpres 2014. Sebagaimana diketahui, kata Dian, kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) cs cenderung ke Prabowo. Sedangkan kubu Waketum PPP Suharso Manoarfa Cs cenderung ke Jokowi.

"Kisruh ini sebenarnya tidak perlu terjadi apabila kedua kubu tidak show of forces (unjuk kekuatan). Karena pada akhirnya ujung dari kisruh itu adalah mencoreng wajah partai Islam," kata Dian ketika dikonfirmasi Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (14/9/2014).

Alasannya, kata Dian, persepsi publik menilai PPP sebagai partai Islam sudah seharusnya menggunakan cara-cara elegan dalam menyelesaikan konflik partai. Menurut Dian, konflik tersebut tidak perlu mengumbar atau meletupkan persoalan internal ke permukaan sehingga publik tahu.

Dian mengatakan kondisi itu diperparah dengan isu bahwa kubu Jokowi-JK sudah memberikan sinyal PPP akan masuk gerbong pemerintahan dan meninggalkan koalisi merah putih (KMP). "Dari sisi ini maka dapat dilihat bahwa syahwat berkuasa sebuah partai tidak dapat ditutupi lagi," terangnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas