Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Faisal Basri: Saya Tidak Masuk Lingkaran Jokowi

Nama Faisal Basri disebut-sebut masuk bursa kabinet Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Faisal Basri: Saya Tidak Masuk Lingkaran Jokowi
Warta Kota/Alex Suban
Pengamat Ekonomi, Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri disebut-sebut masuk bursa kabinet Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Posisi sebagai calon Menteri Koordinator Perekonomian. Selain karena dia dianggap 'berkeringat' untuk mendukung Jokowi-JK.

Melalui dunia maya internet, tulisan-tulisan cerdas, dan diskusi yang membuka wacana, Faisal banyak membela Jokowi.
Nama laki-laki ponakan mantan Wakil Presiden Adam Malik Batubara ini semakin mencuat untuk masuk pemerintahan Jokowi-JK, karena poling kandidat anggota kabinet yang melalui situs www.kabinetrakyat.org mengungulkan namanya sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian.

Para pemilih melalui dunia maya menempatkan Faisal pada posisi teratas, mengalahkan konglomerat, Ketua Komite Ekonomi Nasional dan Menko Perekonomian saat ini Chairul Tanjung serta pengamat ekonomi Hendri Saparini.

Namun apa daya, tampaknya Faisal tidak akan menduduki posisi terhormat itu. Pensiunan ekonom dari Universitas Indonesia ini menolak duduk sebagai Menko.

"Saya bukan tim, saya bukan apa-apa. Saya bukan Tim Transisi, bukan Tim Pokja. Relawan saja seperti relawan yang lain. Waktu kampanye ikut kampanye, di media maya, televisi, tulisan, acara seminar, dan diskusi. Saya tidak boleh atasnamakan (tim Jokowi-JK). Karena kenyataanya tidak," ujar Faisal Basri, saat ditemui Tribun di kantornya Graha Tirtadi, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Pendiri dan mantan Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional itu melanjutkan, "Saya  tidak masuk dalam lingkaran Jokowi. Saya (hanya) diundang oleh pokja-pojka untuk memberikan pandangan. Minta masukan ya kasih masukan. Terus menulis bagaimana cara mewujudkan tol laut Jokowi. Saya tulis dalam tulisan di blog saya," katanya.

Berita Rekomendasi

Dia justru mengaku tidak tahu, namanya masuk nominee calon menteri. "Dalam poling Anda dikategorikan yang tertinggi," tanya Tribun. Faisal menjawab, "Ini kan bukan Indonesian Idol. Kan milih menteri tidak pakai poling. Iya tidakA? Jadi saya enggak mau menanggapi."

Faisal kemudian bertanya balik, "Coba misalnya saya menteri apa?" Saat Tribun menyebut jabatan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, dia tampak tersentak.

"Berarti saya tidak bisa ngurusin politik lagi dong, tidak bisa ngurusin petani lagi," katanya.

Faisal mengungkapkan, dia termasuk orang paling getol mengusulkan agar jabatan menteri koordinator dihapuskan. Di dunia ini tidak ada yang punya menko.

"Apa hebatnya kita harus punya menko? Di Cina negara lebih besar (dari Indonesia) tidak punya menko. Jumlah menterinya hanya 25. Jadi kalau saya dicalonkan menko, jawaban saya tidak perlu jabatan menko itu. Mengajar sekalah di UI murid saya pintar-pintar loh, happy banget. Kan banyak orang yang lebih pintar dari saya," lanjut Faisal.

Andaipun ada anggapan yang menyebutnya cocok jadi calon menteri karena berasal dari kalangan profesional, menurut dia tidak bisa dipakasakan.

"(Saya) Pakai sepatu saja tidak bisa. Karena seideal-idealnya kita enggak usah ada menko. Dikoordinasikan oleh presiden," kata Faisal, pria yang kerap memakai sepatu sandal.

Saat ditanya tanggapannya sekiranya ada tawaran menteri di luar Menko, Faisal mengaku tidak bersedia  berandai-andai.

"Tidak usah berandai-andai. Saya mengalir saja. Apa yang kita lakoni, membahagiakan kita. Mengabdi tidak harus menjadi menteri. Pengabdian itu tidak semata-mata pada posisi. Jadi, bukan jabatan menteri itu buruk, jabatan menteri itu mulia. Tanggung jawabnya itu besar," katanya.

Biodata:
Nama: Faisal Basri
Tempat & tanggal lahir: Bandung, 6 November 1959.
Status perkawinan: Menikah, dikaruniai tiga, yakni Siti Nabila Azuraa Basri (perempuan, 16 tahun) dan dua anak lelaki, Anwar Ibrahim Basri (18 tahun) dan Muhammad Attar Basri (13 tahun).
Alamat rumah: Jalan Cibitung I/32, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12170
Alamat kantor: IRSA Graha Tirtadi, Suite 206 Jl. Raden Saleh No.20, Jakarta 10330

Pendidikan
Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 1985
Master of Arts (MA) dalam bidang Ekonomi, Vanderbilt University, ASS, 1988

Pekerjaan
- Dosen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesi, sejak 1981.
- Menjadi pegawai negeri sipil sejak tahun 1987 dan pada November 2012 mengajukan pensiun dini.
- Chief of Advisory Board, Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA), sejak 2007.

Perjalanan Karier
Calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lewat jalur independen
Pendiri dan mantan Sekjen PAN
Sejak 1981 Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi  Politik, Perekonomian Indonesia, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Kelembagaan.
2003 - Pengajar pada Program Magister manajemen Universitas Tanjung Pura, Pontianak untuk mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis.
2013 - Pengajar pada Program Pascasarjana Universitas Paramadina untuk mata kuliah Ketidakpastian Bisnis dan Analisis Kebijakan.
2002 - Penasihat, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI).
2009 - Vice Chief Commissioner, Lembaga Keuangan Mikro "Bina Arta", sejak Mei 2009.
1990-2012 Pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), Program Pascasarjana Universitas Indonesia untuk mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, dan Makroekonomi untuk Manajer, Ekonomi Regulasi, Ekonomi Politik, dan Etika Perencanaan.
2009-2010 Ketua, Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sejak Juni 2009.
2007-2008 Ketua Tim Ahli Bidang Ekonomi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
2007 Staf Ahli/Tim Penasehat Bidang Ekonomi Bupati Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.
2005-2007 Ketua Editor, Jurnal Kebijakan Ekonomi (JKE), diterbitkan oleh Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
1997-2008 Editorial Board, Jurnal Bisnis & Ekonomi Politik (Quarterly Journal of the Indonesian Economy), diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef).
2000-2006 Anggota, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
1999-2003 Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta.
1995-2000  Expert (dan Pendiri), Instutute for Development of Economics & Finance (Indef).
1999-2000  Redaktur Ahli Koran Mingguan "Metro".
1999-2000 Dewan Pengarah Jurnal Otonomi, diterbitkan oleh Yayasan Pariba.
2000 Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI.
1995-1999  Tenaga Ahli pada proyek di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi.
1981-1998  Peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEUI.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas