Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dukung Pilkada Tak Langsung, PAN Minta Jangan Tergoda Pujian Asing

Meskipun PAN mengakui pilkada DPRD pada masa lalu sarat dengan praktek politik uang

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dukung Pilkada Tak Langsung, PAN Minta Jangan Tergoda Pujian Asing
Warta Kota/henry lopulalan
Anggota Lingkaran Studi Mahasiswa (Lisuma) membentangkan spanduk menolak RUU Pilkada saat aksi di Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/9/2014). Lisuma menolak sistem pemilihan kepala daerah tak langsung yang tertuang dalam draf RUU Pilkada dan menggalang dukungan masyarakat untuk menolak pilkada tak langsung. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) tetap mendukung Pilkada tidak langsung. Meskipun PAN mengakui pilkada DPRD pada masa lalu sarat dengan praktek politik uang.

"Tapi Pilkada langsung lebih banyak mudharatnya lalu merusak moralitas masyarakat," kata Anggota Komisi II dari Fraksi PAN Yandri Susanto di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Yandri mengatakan ada pula bandar judi yang menebak pemenang pilkada. Hal itu mencemarkan moral masyarakat. "Banyak kepala daerah yang tidak berkualitas, sumber daya asing dikuasi cukong asing, 327 kepala daerah tersangkut kasus korupsi," kata Yandri.

Ia mengatakan efek negatif pilkada langsung lebih besar. Yandri meminta pilkada langsung dimoratorium sampai data kependudukan tersedia dengan baik, penegak hukum dan penyelenggara pemilu berkualitas sehingga mendapat pilkada yang murah.

"Pilkada DPRD tidak aneh. Jangan terlena pujian orang lain Indonesia merupakan negara demokrasi ketiga di dunia tetapi aset dikuasi asing," ujarnya.

Opsi Pilkada tidak langsung juga diambil oleh Fraksi PPP serta Gerindra. Sementara perwakilan PKS Agus Purnomo mengakui pihaknya kembali pada putusan awal yakni Pilkada tidak langsung.

Berita Rekomendasi

"Semua hal punya argumentasi lalu memilih ketika akhirnya memilih pertimbangan ulama adalah akhirnya diantara dua pilihan mana yang paling kecil bahayanya," tuturnya.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas