Kebaya-Songket, Padanan Primadona Anggota Baru DPR
Kaum perempuannya terlihat menonjol karena busana yang mereka kenakan lebih berwarna.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk sesaat, area lobi utama Hotel Sultan, Jakarta, berubah menjadi catwalk dadakan, Rabu (1/10/2014) sekitar pukul 05.30 WIB. Para calon anggota DPR RI satu per satu keluar kamar dan menuju ke bus untuk memulai rangkaian acara pelantikan di hari ini, Rabu (1/10/2014).
Bila para pria terlihat seragam karena mengenakan setelan jas hitam, kaum perempuannya terlihat menonjol karena busana yang mereka kenakan lebih berwarna.
Sesuai dress code, mereka mengenakan kebaya. Meskipun masing-masing memilih kebaya dengan warna dan model berbeda, sebagian besar dari mereka memadukannya dengan songket. Meskipun sebenarnya penggunaan songket bukanlah pasangan wajib kebaya.
Neni Moerniaeni, salah satu anggota DPR RI dari Partai Golkar menggunakan kebaya panjang dengan kerah shanghai berbahan lace kuning. Di kebayanya juga ada tambahan detail batu-batuan aneka warna.
"Saya pakai kebaya lama, dan ini juga pakai selendang songket," kata Neni di Hotel Sultan, Rabu.
Selain sebagai selendang di tangan, selendang songket ini juga menjadi penghias bahu. Mereka juga mengenakan songket untuk kain bawahan padanan kebaya sebagai pengganti batik.
Songket yang digunakan pun cukup beragam, ada songket monokrom (warna kain dan motifnya sama), songket merah dengan aplikasi motif dari benang emas khas songket Palembang, sampai yang kainnya berwarna cerah dengan motif benang warna-warni.
Mereka mengenakan busana-busana yang rapih dan sopan. Prianya mengenakan jas hitam, dasi, dan peci.
"Kalau cowoknya memang dresscode-nya pakai jas dan peci," kata Moreno Soeprapto, pebalap sekaligus salah satu anggota DPR RI dari partai Gerindra kepada Kompas.com.