Salah-artikan Pernyataan Xanana Gusmao, Dewan Pers Diminta Beri Sanksi
Beberapa media nasional yang salah kutip pernyataan PM Timor Leste Xanana Gusmao, ketika menghadiri hari ulang tahun TNI diminta diberi sanksi
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa media nasional yang salah kutip pernyataan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, ketika menghadiri hari ulang tahun TNI diminta diberi sanksi, meskipun belakangan media tersebut meralat berita itu dan mengakui telah melakukan kekeliruan.
"Pihak Dewan Pers Indonesia untuk memberikan sanksi kepada Media bersangkutan dimana telah melanggar kode etika jurnalisme, dengan sengaja mengindahkan prinsip keseimbangan informasi dan tidak melakukan check and re-check sebelum melakukan publikasi ke kalangan umum," kata Ketua Fraksi Congresu Nacional de Reconstrusaun Timorense (CNRT) Parlameny Nasional Timor Leste, Deputado Natalino dos Santos Nascimento dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (15/10/2014).
Menurut Deputado, sikap tersebut diambil dengan mempertimbangkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste.
"Guna mencegah dan menjaga bersama akan tensi politik antar kedua rakyat dan bangsa, yang bisa berpotensi diprovokasi oleh pihak ketiga, yang akan mengambil keuntungan dari penciptaan kondisi instabilitas riot politik di kawasan rejional dan bilateral Indonesia dan Timor-Leste," katanya.
Selain itu, Fraksi Partai CNRT Parlament Nasional juga meminta media nasional di Timor-Leste, untuk melakukan verifikasi kepada berita yang mana dengan karakter tendensius, provokatif yang mana berimplikasi negatif pada stabilitas nasional Timor-Leste.
"Menghimbau kepada Dewan Pers Indonesia dan Timor-Leste untuk lebih profesional di bidang jurnalistik, utamanya penguatan bahasa asing INGGRIS, mengingat merupakan Bahasa Universal/Dunia," kata Natalino.
"Kami berharap, kejadian ini merupakan pelajaran yang berharga bagi kedua belah pihak, baik Media Indonesia maupun Timor-Leste, kedepan, diharapakan tidak diulanggi atas segala perbuatan dan tindakannya," tambahnya.
Sebelumnya Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, meluruskan sejumlah pemberitaan media nasional yang mengklaim bahwa telah mewawancari Perdana Menteri Timur Leste, Xanana Gusmao. Beberapa media tersebut, menyebut bahwa Xanana ingin bergabung kembali dengan Indonesia.
"Saya ingin mengarisbawahi bahwa wacana (pemberitaan) yang disebutkan dalam tagline (media) itu, tidak ada," kata Sjafrie.
Hal ini, juga ditegaskan Pemerintah Timor Leste melalui Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Timor Leste, Constancio. Ia mengatakan, bahwa Xanana hanya diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi Indonesia, dimana Xanana menyatakan terima kasih atas undangan untuk upacara dan kepuasan atas kerjasama yang sangat baik yang terjalin antara kedua negara dan rakyatnya. Ia menegaskan, tidak ada pernyataan bahwa Timor-Leste ingin bergabung kembali dengan Indonesia.
Sejumlah media online nasional memberitakan bahwa Xanana Gusmao ingin kembali ke Indonesia. Dalam penelusuran, didapati bahwa ada kesalahan penerjemahan bahasa yang dilakukan wartawan yang mewawancari Xanana secara "door stop" tersebut.
Wartawan dari media online tersebut, salah mengartikan kata We Won't dengan We Want. Dan sayang sekali wartawan Online tersebut ketika dikonfirmasi tidak memiliki rekaman wawancara.