Ditanya Soal Kenaikan Harga BBM, JK Hanya Jawab "Oh Iya"
"Mau kita hadirkan BBM di jalan, atau bikin jalan, bikin rumah sakit," kata JK.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum pelantikan sempat berkali-kali mengumumkan bahwa subsidi bahan bakar minyak (BBM) harus dikurangi, dan hal itu berdampak pada kenaikan harga BBM eceran.
Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, menerangkan bahwa pemerintah akan mengurangi subsidi sebelum awal tahun depan. Namun Bambang tidak menyebutkan waktu pastinya.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais, dalam konfrensi persnya usai bertemu JK di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, mengaku sudah sempat menanyakan langsung ke JK soal kenaikan harga BBM. Amien mengatakan JK menjawab bahwa BBM pasti dinaikkan harganya.
JK sendiri menanggapi pertanyaan wartawan soal kenaikan harga BBM dalam kesempatan konfrensi pers bersama Amien itu, tidak menjawab iya atau tidak. JK menjawab dengan pernyataan bahwa subsidi BBM lebih baik dialihkan ke infrastruktur.
"Mau kita hadirkan BBM di jalan, atau bikin jalan, bikin rumah sakit," kata JK.
Usai konfrensi pers tersebut JK sejumlah wartawan kembali menyambangi JK, sesaat sebelum mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Partai Golkar itu naik ke mobilnya.
Saat dikonfirmasi soal pernyataan Menkeu yang menyebutkan kenaikan BBM sebelum awal tahun 2015, JK hanya menjawab "oh iya," dengan nada seperti seseorang yang belum pernah mendengar pernyataan Bambang.
Ia lalu mengatakan negri ini butuh lebih banyak infrastruktur, dan salah satu solusinya adalah memindahkan subsidi BBM ke sektor infrastruktur.
"Ya pokoknya bagaimana negri ini lebih sehat, bagaimana kita membangun jalan lebih banyak. Pokoknya memindahkan subsidi dari konsumtif ke produktif," terangnya.