Petisi Abdul Manan untuk Presiden Jokowi Sikapi Kabut Asap di Riau
Petisi warga Riau itu terpampang dalam change.org sejak Senin (27/10/2014). Kini petisi berjudul "Mempetisi Joko Widodo," sudah 5.377 pendukung.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hidup tak pernah sepi dari kepungan kabut asap di Riau, Abdul Manan menaruh harapan dengan Presiden Jokowi. Sampai-sampai ia membuat petisi untuk Jokowi dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar.
"Masalah asap Riau memang rumit Pak, tapi permintaan saya sederhana. Mau tidak Pak Jokowi blusukan ke tempat kami? Langsung melihat hutan gambut, kebakaran, dan asapnya? Hanya dengan begitu Pak Jokowi bisa mengerti kehidupan kami sehari-hari dengan asap," tantang Manan.
Petisi warga Riau itu terpampang dalam change.org sejak Senin (27/10/2014). Kini petisi berjudul "Mempetisi Joko Widodo," sudah mendapat 5.377 pendukung seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (29/10/2014). Berikut petisi lengkap Manan mengajak orang mendukungnya.
Untuk:
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia
Siti Nurbaya, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI
Ribuan orang turun ke jalan rayakan terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden baru. Jutaan warga mulai berani berharap kembali bahwa perubahan benar-benar datang. Saya, satu dari jutaan itu yang berharap banyak kepada Bapak.
17 tahun kami warga Riau menderita akibat kebakaran hutan gambut. Rumah saya hampir saja terbakar jika tak ada selat memisahkan pulau kami dan hutan gambut yang terbakar. Dua bulan terakhir makin parah! Saya dan warga lain sampai bergantian jaga kebun sagu, satu-satunya sumber mata pencaharian kami. Hidup kami bagai telur diujung tanduk.
Pak Jokowi pernah melihat hutan gambut terbakar di mana-mana? Akibat asapnya saja, saya melihat 40.000 jiwa menderita pneumonia, asma, iritasi mata dan kulit. Janin dalam kandungan ibu terancam tumbuh tak optimal, bukannya melahirkan generasi revolusi mental malah bisa cacat mental. Kekeringan panjang dan penyakit sindrom pernapasan akut meredupkan harapan kami yang hidup dalam kepungan asap. Tiap tahun. Selama puluhan tahun.
Pak, perusahaan pembakar hutan Riau bebas melenggang. Mereka pindah ke tempat bebas asap, meninggalkan rakyat yang menderita karena ulah mereka. Saya ada di situ, melihat. Dan presiden yang lalu hanya bisa prihatin.
Pak Jokowi, sekitar 3,8 juta hektar hutan hilang tiap tahun. Akibat kebakaran hutan tahun ini, negara rugi 80 triliun rupiah, sepuluh kali lipat dari anggaran provinsi; Rp 8,84 triliun (BNPB, 2014). Dikalkulasi dengan provinsi lain yang terkena kebakaran maka totalnya Rp 50 Triliun.
Hanya kepada orang seperti Bapak saya bisa berharap lagi. Dari cerita orang, Bapak begitu dekat dengan rakyat. Mau mendengar keluhan rakyat. Bekerja keras dan bertindak tegas.
Saya mengajak Bapak untuk mendatangi lokasi kebakaran hutan terjadi. Meminjam istilah Bapak, saya mengajak Bapak blusukan hutan. Agar merasakan kemarahan rakyat pada perusahaan pembakar hutan. Agar Bapak segera menindak mereka.
Kami harap Bapak tak hanya memadamkan, tapi menindak pembakar hutan sebagai prioritas pemerintahan Bapak, termasuk menerbitkan kebijakan proteksi lahan gambut dan lahan.
Salam perubahan untuk Masyarakat dan Hutan Indonesia yang lebih baik!
Salam