Jay Subiyakto Tantang Jokowi Pecat Menteri Gagal
Tantangan itu disampaikan Jay saat mengutarakan kekecewaannya terhadap susunan kabinet Jokowi-JK
Penulis: Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman sekaligus salah seorang kreator konser Salam 2 Jari di Stadion Utama Gelora Bung Karno , Jay Subiyakto menantang Presiden Joko Widodo mendorong setiap menterinya membuat program kerja prioritas 100 hari. Jokowi harus memecat menteri yang gagal melaksanakannya. "Kami mau pressure Jokowi suruh bikin program 100 hari. Dalam 100 hari program menterinya nggak jalan, pecat dong dia, berani nggak?" kata Jay saat bincang santai dengan wartawan di Jakarta, Sabtu (1/11/2014).
Tantangan itu disampaikan Jay saat mengutarakan kekecewaannya terhadap susunan kabinet Jokowi-JK.
Jay mengaku sudah membahas masalah ini dengan Abdee Negara, gitaris Slank yang juga turut andil untuk kemenangan Jokowi-JK melalui kreasi konser Salam 2 Jari dan konser Syukuran Rakyat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. "Saya WA (Whatsapp) ke Abdee. Saya bilang ke dia, semestinya lo keluarin kabinet pilihan Slank itu ke media. Saya tanya Abdee, siapa aja calon yang masuk? Kata Abdee, cuma Anies Baswedan. Ya sudah, berarti kita belum selesai nih," ujarnya.
Sebelumnya, beberapa menteri Jokowi-JK enggan membuat program kerja 100 hari. Alasan mereka, justru kalau memang bisa lebih cepat dari waktu itu. Tapi, masyarakat juga harus memaklumi jika program tidak tercapai karena faktor realitas lapangan.
"Makanya itu, kami harus turun lagi, nggak bisa diam aja," ujar putra ketiga dari Kepala Staf Angkatan Laut RI 1948-1959, Laksamana Subiyakto itu.
Menurut Jay, sekitar 60 persen menteri di kabinet Jokowi-JK terpilih karena faktor bagi-bagi kursi ke partai pendukung. Bahkan, sebagian menteri karena faktor kedekatan dan masukan dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Ia mencontohkan, politisi PDI Perjuangan yang juga putri Megawati, Puan Maharani.
"Yah, seperti Puan, itu parah banget, itu lah yang gawat. Yang kami prediksi, ternyata memang benar," keluhnya.
Menurut Jay, Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tidak layak diberikan kepada Puan.
"Jadi, titelnya (jabatan menteri) dia maha tinggi banget, karena pembangunan manusia dan kebudayaan. Apalagi Menko yang berarti membawahi kementerian-kementerian terkait. Jadi, ini memang mngecewakan dan kita harus bikin pressure lagi," katanya.
Meski kecewa dengan susunan kabinet Jokowi-JK, Jay tak sampai berkeinginan mencabut dukungan terhadap Jokowi-JK.
"Harapan masih ada, daripada (capres-cawapres) Nomor 1 yang menang lebih parah jadinya. Nanti menterinya Aburizal Bakrie," selorohnya.