Busana Adat Kutai Kartanegara Dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta
Miskat Kutai Kartanegara merupakan busana yang dikenakan kesultanan dalam kehidupan sehari-hari baik di acara formal maupun nonformal.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Festival Sei Mahakam yang digelar sejak 6 November 2014 di Bentara Budaya Jakarta memamerkan budaya masyarakat pesisir Sungai Mahakam, termasuk pakaian adat Kutai Kartanegara juga turun dipamerkan.
Empat pasangan dari anggota Sanggar Tari Gubang pada Sabtu (8/11/2014), menampilkan pakaian adat Kutai Kartanegara. Busana adat pertama adalah Kustim Kutai Kertanegara, yang menjadi pakaian kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara.
Kustim Kutai Kartanegara awalnya dikenakan pada upacara pernikahan. Seiring perkembangannya, busana yang memadukan sejumlah etnis di antaranya Jawa, Cina dan Bugis itu pada akhirnya dikenakan oleh masyarakat biasa.
"Busana ini memiliki beberapa pakem. Karena bagian dari adat istiadat kesultanan, maka tak boleh diubah baik nama atau bentuknya. Busana ini perpaduan etnis Cina, Jawa, dan Bugis karena mereka pendatang pertama yang sangat berpengaruh masa itu," ujar Rudi, pembawa acara.
Pakaian kedua adalah Miskat Kutai Kartanegara. Menurut Rudi, Miskat Kutai Kartanegara merupakan busana yang dikenakan kesultanan dalam kehidupan sehari-hari baik di acara formal maupun nonformal.
"Pakaian ini sangat sederhana, sehingga pihak pemerintah dan kesultanan sepakat menjadikannya pakaian wajib di instansi pemerintah, swasta, atau perbankan. Pakaian itu dipakai setiap Kamis dan dinamakan Kamiskat Day," terang Rudi.
Yang ketiga adalah pakaian adat Sakai Kutai Kartanegara. Pakaian adat Sakai zaman dulu hanya dikenakan calon pengantin wanita saja. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, akhirnya busana ini dapat juga dikenakan oleh calon mempelai pria.
Terakhir adalah busana adat Taq Wo Kutai. Busana ini biasanya dikenakan keluarga kesultanan untuk menghadiri acara formal kesultanan. "Busana ini dapat juga dikenakan dalam upacara adat Erau atau upacara adat Kesultanan lainnya," kata Rudi.
Festival Sei Mahakam digelar hingga 16 November mendatang. Selain pagelaran budaya warga pesisir sungai Mahakam, akan digelar juga seminar dan teater masyarakat. Festival budaya tersebut digelar atas kerjasama Toal Energy, Bentara Budaya Jakarta dan Kompas Gramedia.