TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jemaat GKI Yasmin, Bogor dan HKBP Filadelfia, Bekasi, Jawa Barat, terpaksa masih harus beribadah di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (9/11/2014) siang.

Kedua jemaah gereja terpaksa beribadah di depan istana presiden setelah dilarang beribadah sesuai agama dan kepercayaannya sendiri di gerejanya masing-masing yang sah.

Mesti beratapkan terik mentari yang menyengat, jemaat tetap terlihat khusyuk menunaikan ibadah mingguannya yang dilayani Ibu pendeta Maryam Kurniawati.

Dengan payung, selendang, sehelai kertas maupun tanpa alat penutup kepala, jemaah terlihat khidmat melambungkan doa-doanya. Khususnya agar jemaat dua Gereja ini dapat kembali beribadah di rumah ibadahnya masing-masing.

Ibu pendeta Maryam pun mengajak seluruh jemaat untuk tetap berjuang dan menandaskan semua upaya di dalam doa, agar para pemimpin negara ini, khususnya presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para menteri serta kepala daerah dibukakan pintu kebijakan.

Doa jemaat dua gereja, agar "Presiden Jokowi dan bawahannya diberikan Tuhan Roh Kebijakan untuk melindungi dan menjamin kebebasan beribadah masyarakatnya seturut iman dan kepercayaan masing-masing di tempat ibadah masing-masing."

Di depan para jemaat yang hadir terbentang satu spanduk bertuliskan, "Jangan Rampas Hak Beribadah Kami di Gereja kami sendiri yang sah."

Jemaat dan ibu pendeta pun berharap pemerintah bisa segera memberikan hak mereka untuk bisa beribadah di tempat ibadahnya sendiri. Sehingga aksi ibadah rutin yang telah dilakukan selama 76 kali sejak Februari 2012 lalu merupakan ibadah terakhir mereka di depan istana merdeka.