Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konflik KIH-KMP di DPR, Tidak Mendidik Masyarakat

Perseturuan dua kubu di DPR merupakan tontonan yang tidak mendidik dan dibenci

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Konflik KIH-KMP di DPR, Tidak Mendidik Masyarakat
Warta Kota/henry lopulalan
PELANTIKAN ANGGOTA DPR - Pemain sinetron Krisna Mukti dan Eko Patrio sebelum pelantikan anggota DPR 2014-2019 di Gedung Nusantara I DPR RI, Jakarta, Selasa (30/9/2014). Aktris anggota legislatif Partai Amanat Nasional di daerah pemilihan Jawa Barat IV (Sukabumi) bagian dari 560 anggota DPR dan 132 anggota DPD, dengan total anggaran sekitar Rp.16 miliar. Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Perseturuan dua kubu di DPR merupakan tontonan yang tidak mendidik dan dibenci masyarakat. Demikian dikatakan Sekretaris DPP Demokrat Farhan Effendy melalui pesan singkat, Minggu (16/11/2014).

Ia mengungkapkan mayoritas rakyat
kecewa dengan perilaku egositis yang ditampilkan para DPR tersebut. 

"Janji mereka yang katanya akan memperjuangankan  amanat rakyat menjadi tidak terbukti dan mungkin tidak dipercayai oleh rakyat sendiri.  Banyak komentar miring dari rakyat yang bisa kita baca di dunia sosial media dan surat pembaca koran-koran, mengenai tontonan pertikaian KMP dan KIH," ungkap Farhan.

Untuk itu, Farhan meminta,  sebaiknya para wakil rakyat tersebut segera menyudahi dan bekerja menjalankan tugas dan fungsinya, sebagaimana tanggung jawab yang diembanya.  

Mestinya DPR harus lebih peka terhadap kepentingan dan suara rakyat ketimbang supersensitif terhadap jabatan dan posisi yang hari ini diperebutkan. Mestinya juga, kata Farhan, mereka segera  menghentikan kegaduhan politik dan memulai bekerja mengawal program-program pemerintah yang benar-benar menyejahterakan rakyat. Kalo hal demikian tidak disudahi, citra DPR bakal semakin buruk lagi di mata rakyat. 

"Dan tentu saja hal ini akan berdampak pada ketidakpercayaan rakyat terhadap lembaga legislatif, yang tentunya 5 tahun kedepan, rakyat mungkin akan bersikap antipati atau mungkin berbalas dendam dengan 'mengorot" uang caleg-caleg yang sedang bersaing merebut simpati dan kepercayaanya," ujar Farhan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas