Skenario Aklamasi Menangkan Ical Dipastikan Kandas
Aburizal sebelumnya mengklaim sudah didukung 425 DPD Golkar, namun Priyo ternyata juga mendapat dukungan tidak kurang dari 380 DPD II Golkar.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso akan patahkan skenario pemenangan Aburizal Bakrie secara aklamasi dalam pemilihan ketua umum di Munas IX. Mantan wakil ketua DPR ini ternyata juga sudah mendapatkan dukungan dari sekitar 380 DPD I dan DPD II Golkar.
Aburizal sebelumnya mengklaim sudah didukung 425 DPD Golkar, namun Priyo ternyata juga mendapat dukungan tidak kurang dari 380 DPD II Golkar.
Dukungan terhadap Priyo ini diberikan pimpinan DPD-DPD Golkar secara tertulis, yang disertai dengan tanda tangan ketua dan sekretaris, serta kop dan stempel DPD. Dukungan ini mayoritas berasal dari DPD II dan beberapa di antaranya pimpinan DPD I Golkar.
"Ini adalah dukungan resmi dari pimpinan DPD yang sudah saya terima, tertulis dengan cap. Jadi hendaknya jangan sampai ada rekayasa aklamasi di Munas," kata Priyo dalam diskusi yang bertajuk "Mampukah Munas Golkar Memunculkan Pemimpin Pro Perubahan" di Jakarta, Minggu (16/11/2014).
Priyo menegaskan agar DPD-DPD II se-Indonesa dan pemegang suara lainnya dapat menggunakan haknya secara bebas sesuai dengan nuraninya. Jangan sampai hak mereka dirampas. "Biarkan demokrasi yang sehat tetap tumbuh di Golkar. Hendaknya jangan dicemari dengan cara-cara yang kurang baik. Semuanya mari kita uji di munas mendatang" ungkap Priyo.
Dia memastikan jika pemilihan dilakukan secara sehat, ia akan menghormati dan mendukung siapapun ketua umum yang terpilih. "Kalau pemilihannya fair play siapapun pemenangnya kita dukung," tegasnya.
Dengan dukungan DPD yang sudah ia kumpulkan, Priyo semakin yakin akan bisa bersaing dengan siapapun yang maju sebagai calon ketua umum Golkar.
Termasuk jika harus bersaing dengan Aburizal Bakrie sebagai incumbent. "Saya siap berkompetisi secara sehat dengan Pak Ical atau siapapun dalam munas nanti," kata Priyo sambil menunjukkan tumpukan dokumen dukungan DPD kepadanya.
Sebelumnya isu skenario memenangkan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum kedua kalinya melalui aklamasi santer terungkap ke publik. Isu ini muncul karena Ical secara sepihak menunjuk eks Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menjadi Ketua Panitia Rapimnas Golkar.
Tak hanya itu saja, Nurdin seolah ditunjuk menjadi ketua tim sukses Ical lantaran rapat penunjukan Nurdin Halid juga sekaligus membahas rencana menggalang dukungan aklamasi untuk kemenangan Ical di Munas. Isu ini bukan pepesan kosong, politikus Golkar Agun Gunanjar Sudarsa membenarkan mendengar informasi itu.
Sementara terkait perubahan yang akan dilakukan jika terpilih sebagai ketua umum, Priyo mengatakan akan membawa Golkar melewati tantangan berat di Pemilu 2019.
Dikatakannya, pemilu legislatif dan pemilu presiden yang akan dilakukan secara berbarengan di 2019 membutuhkan adanya figur pemimpin yang fresh dan kuat. Ini harus dilakukan karena Golkar akan menghadapi situasi persaingan yang lebih berat.
Pemilih di 2019 juga memiliki karakter yang berbeda dengan pemilih sekarang. Tidak kurang ada 30 juta pemilih baru yang melek media sosial seperti facebook maupun twitter. Karakter pemilih ini sangat kritis dan tidak bisa hanya dijejali dengan jargon-jargon.
Priyo juga mengatakan akan membawa Golkar langkah-langkah perubahan demi kehidupan berbangsa yang lebih baik. Salah satunya adalah menjadikan Golkar sebagai partai yang menjunjung tinggi ‘politik luhur’.
Kemenangan Partai Golkar tentu akan jauh lebih berarti dan bermakna ketika juga diiringi dengan kemenangan gerakan ‘politik luhur’ (high politics).
Demokrasi Indonesia yang cenderung liberal ini, tidak boleh menggerus kekuatan nilai-nilai budaya luhur dan moral bangsa, khususnya nilai-nilai yang tulen Indonesia seperti gotong-royong, tepo seliro, dan lainnya.
Partai Golkar harus menjadi motor penggerak dan berada di garda terdepan untuk mengkampanyekan dan mempraktikkan ‘politik luhur’ dalam peri kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara.