Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menko Polhukam: Lebay, Masyarakat yang Heboh BBM Naik

Dia mengistilahkannya dengan kata-kata yang biasa disebutkan anak muda, "lebay".

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menko Polhukam: Lebay, Masyarakat yang Heboh BBM Naik
Tribun Timur/Sanovra Jr
Warga menggunakan busur saat terjadi bentrokan antara warga dengan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar di Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014). Bentrokan tersebut disebabkan warga yang marah melihat mahasiswa menutup jalan saat melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menyebut, masyarakat yang heboh atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah sikap yang terlalu berlebihan.

Dia mengistilahkannya dengan kata-kata yang biasa disebutkan anak muda, "lebay".

"Berapa pun dinaikkan, masyarakat itu masih mampu kok. Buktinya, kita lihat, masih macet kan di jalan? Yang antre itu masyarakat latah, hanya untuk satu-dua liter saja pakai antre, lebay kalau kata anak muda sekarang," ujar Tedjo di kantornya, Rabu (19/11/2014).

Sama seperti masyarakat mengantre, istilah "lebay" juga dilontarkannya kepada sejumlah elemen masyarakat yang melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. Menurut Tedjo, kenaikan harga BBM adalah sesuatu yang wajar karena demi penghematan dana anggaran. Toh, dana anggaran penghematan akan dialihkan ke sejumlah program pro-rakyat. "Dari dulu juga begitu kan kalau demo? Itu karena memang ada orang yang hobinya demo. Paling, sebentar lagi selesai," ucapnya.

Sejauh ini, Tedjo memastikan bahwa aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah elemen masyarakat di Indonesia belum mengancam keamanan negara. Pihaknya juga tak melihat ke arah sana. Aksi unjuk rasa di sejumlah daerah itu disebutnya hanya sebagai ekspresi.

Tedjo meminta masyarakat umum untuk tidak terlalu khawatir terhadap unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM yang meluas. Terlebih lagi, Tedjo melanjutkan, Polri telah menetapkan status keamanan Siaga I di Indonesia. Menurut dia, status keamanan itu hanya bentuk kesiapan Polri dalam menanggapi suatu situasi.

"Siaga I itu kan hanya siap digerakkan saja. Kalau Siaga III, bisa di rumah. Kalau Siaga II, di kantor. Kalau Siaga I, siap berangkat, itu saja," kata dia.

Berita Rekomendasi

Seperti diberitakan, pasca-pengumuman kenaikan harga BBM oleh Presiden Jokowi, Senin (17/11/2014), sejumlah elemen masyarakat di penjuru Indonesia berunjuk rasa. Mereka menentang kebijakan Jokowi tersebut. Di Makassar, Sulawesi Selatan, mahasiswa yang melakukan unjuk rasa bahkan sempat bentrok dengan polisi.

Penulis: Fabian Januarius Kuwado

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas