Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Pengimpor Minyak Terbesar di Dunia: Cadangan Migas Justru Jadi 'Beban' APBN

Cadangan minyak yang di perut bumi Indonesia yang seharusnya jadipemasukan negara demi kemakmuran rakyat, saat ini justru menjadi beban negara. Kok?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Indonesia Pengimpor Minyak Terbesar di Dunia: Cadangan Migas Justru Jadi 'Beban' APBN
ahmadalidprri.com
Ket: EQ1: Ekspor Minyak dan Gas Quartal pertama, IQ1: Impor Minyak dan Gas Quartal pertama, Selisih EQ1-IQ1: Selisih Ekspor-Impor Minyak dan Gas Quartal pertama, EQ2: Ekspor Minyak dan Gas Quartal kedua, EQ2: Ekspor Minyak dan Gas Quartal kedua, Selisih EQ2-IQ2 : Selisih Ekspor-Impor Minyak dan Gas Quartal kedua. 

Perkembangan neraca perdagangan yang menunjukkan terjadinya gejala peningkatan beban impor BBM mulai terjadi sejak tahun 2011 dan terus berlanjut hingga tahun 2013 dengan tren peningkatan yang secara gradual menunjukkan kenaikan.

Namun sebelum tahun 2011, selisih neraca perdagangan komoditas minyak dan gas menunjukkan nilai yang selalu positif (neraca perdagangan 2007-2010).

Meskipun neraca perdagangan tidak defisit selama kurun waktu 2007 hingga 2010, tetapi gejala penurunan rasio ekspor terhadap impor migas sudah mulai terlihat dalam periode 2008-2010 (masing-masing naik 7,79 miliar dolar Amerika, 4,61 miliar dolar Amerika, dan 3,23 miliar dolar Amerika).

Selama kurun waktu 2011 sampai quartal kedua tahun 2014, tren neraca perdagangan komoditas migas nasional telah mengalami defisit. Setidaknya beban defisit impor minyak dan gas sepanjang periode tersebut mencapai 21,54 miliar dolar.

"Dari waktu ke waktu defisit beban impor migas semakin besar. Hal ini harus disikapi serius oleh Pemerintahan Jokowi jika tidak ingin selalu menaikkan harga BBM ketika ruang fiskal dalam APBN terus berkurang," kata Ali.

Sejumlah masalah yang menyandera hulu migas nasional dan hilir migas, kata Ali, harus segera dituntaskan oleh Pemerintah. Sebab terdapat banyak cadangan migas nasional yang masih belum di eksploitasi oleh sejumlah pemegang kontrak produksi migas.

Padahal dalam kesempatan lain, ujar Ali, sejumlah pemegang kontrak migas tersebut mendulang keuntungan yang tidak terhingga jumlahnya sebagai hasil memperjualbelikan cadangan minyak dan gas yang mereka miliki melalui pasar saham.

Berita Rekomendasi

"Presiden Jokowi harus memastikan serius mengatasi persoalan migas secara komprehensif, tidak dengan merespons setiap gejala tergerusnya ruang fiskal dalam APBN dengan selalu bersikap reaktif dengan menaikkan harga BBM bersubsidi. Peran BBM bersubsidi sangat besar bagi jutaan rakyat kecil, sebagai jaring pengaman bagi pertumbuhan sektor rill dan UKM ekonomi kerakyatan,” kata Ali.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas