Pusaka Trisakti: Pak Jokowi Kecilnya di Bantaran Kali jadi Tahu Susahnya Rakyat
Kenaikan harga solar bersubsidi menjadi Rp.7500 tidak serta-merta PLN kemudian meminta kenaikan TDL bagi rakyat berkemampuan terbatas
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga solar bersubsidi menjadi Rp.7500 tidak serta-merta PLN kemudian meminta kenaikan TDL bagi rakyat berkemampuan terbatas. Khususnya pelanggan bersubsidi listrik 450va dan 900va.
"Pak Jokowi itu kecilnya dibantaran kali jadi beliau tahu susahnya rakyat dibawah untuk mendapatkan dan membayar listrik selain memenuhi kebutuhan pokok. Apalagi setelah kenaikan BBM ini," ujar Sekretaris Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi Jumat (21/11) di Jakarta.
Ia mengatakan bahwa jumlah pelanggan PLN sekitar 57 juta pelanggan dan pengguna listrik 450va dan 900va sekitar 35 juta pelanggan.
Itu artinya, lanjutnya, mayoritas rakyat Indonesia belum mampu pegeluarannya untuk menikmati listrik dengan harga tinggi dan mencoba beralih menjadi pengguna listrik diatas 900va .
Apalagi setelah kenaikan BBM ini, setiap keluarga harus dibebani dengan pengeluaran tambahan kenaikan bahan pokok yang signifikan dan biaya transportasi.
"Publik tak usah risau. Pak Jokowi itu kan belum blusukan lagi ke kampung-kampung mendengar curhatan rakyat pasca kenaikan BBM. Bukan Pak Jokowi namanya jika hanya duduk-duduk di Istana minum teh untuk mendengar laporan yang bagus-bagus dari anak buahnya (ABS) soal kesulitan dan harapan rakyat dibawah ," tandasnya.
Fahmi mengulang pernyataan Jokowi pada pidato kenegaraan di DPR bulan Agustus 2014 lalu bahwa solusi penghematan subsidi solar adalah memaksa PLN mengganti BBM dengan penggunaan batubara dan gas sehingga menciptakan efisiensi 60-70 trilyun.
" Itu artinya, Pak Jokowi menolak kenaikan TDL karena kunci masalah untuk perlebar ruang fiskal pada pengalihan sumber energi PLN, bukan mengalihkan beban negara pada rakyat kecil pengguna 450va dan 900va dengan menaikkan harga listrik," kata mantan aktivis 98 ini.
"Jadi jika nanti PLN minta kenaikan TDL dengan alasan kenaikan BBM harus kita tolak, kecuali Pak Jokowi berubah pikiran mendapat "bisikan" lain di Istana. Tapi kan rakyat masih ada doa agar TDL tidak naik. Ngeri ach ! Kalo rakyat sudah berharapnya sama Tuhan," pungkasnya.