TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar terus mengalami dinamika politik menjelang Musyawarah Nasional (Munas) di Bali.

Mantan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari ikut angkat bicara mengenai konflik yang berkembang di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Apalagi, Hajriyanto telah mendeklarasikan maju sebagai calon ketua umum Golkar. Ia pun menyatakan mundur dari presidium penyelamat partai dan pengurus partai Golkar.

"Mulai sekarang hari ini, saya mengundurkan diri dari pengurus DPP Partai Golkar dan Presidium Penyelamat Partai. Tapi calon ketua umum partai jalan terus," ujar Hajriyanto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Pengunduran diri itu terkait adanya perpecahan di partai Golkar. Sebagian kader menginginkan Munas pada akhir November ini.

Sedangkan lainnya menginginkan Munas pada Januari 2015. "Keduanya inkonsistensi, baik itu Munas di Bali ataupun penyelamat partai," katanya.

Menurut Hadjriyanto, keputusan Rapat Pleno Partai Golkar yang memutuskan untuk menggelar Munas di Bali pada 30 November-4 Desember 2014 memperlihatkan inkonsistensi pengurus partai dan tingginya muatan politik.

Sedangkan Munas Golkar di Pekanbaru 2009 memutuskan menyatakan musyawarah selanjutnya digelar pada tahun 2015.

Namun, Hajriyanto belum memastikan apakah hadir dalam Munas Bali atau tidak. "Saya tetap maju sebagai calon ketua umum, saya akan hadir dalam Munas kompromi," katanya.