Info Terbaru, 15 WNI Selamat, 12 Meninggal dari Kapal Oryong 2015 Tenggelam
Perusahaan Sajoo Industri juga telah memberikan komitmen menanggung seluruh pembiayaan penanganan dan pemulangan para korban.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi hari ini, Jumat (5/12/2014) kembali melakukan pembicaraan dengan Menlu Korea Selatan mengenai penanganan dan tindak lanjut para ABK WNI korban tenggelamnya kapal Oryong 501.
Menlu Korsel menyampaikan, hingga saat ini jumlah WNI yang berhasil ditemukan sebanyak 15 orang, tiga orang dalam kondisi selamat dan 12 orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara tiga orang yang selamat tadi dilaporkan dalam kondisi baik.
Menurut Menlu Korsel proses pencarian masih terus berlangsung dan melibatkan empat kapal Korea, enam kapal Rusia, serta satu kapal penjaga pantai dan satu pesawat milik Amerika Serikat.
"Hingga saat ini belum ditentukan batas waktu pencarian korban. Pihak Korsel bahkan akan menambah tim pencarian dengan mengirimkan 2 pesawat patroli dan 1 kapal khusus untuk melakukan pencarian (special rescue vessel)," demikian tertulis dalam keterangan pers Kemenlu RI, diterima Tribunnews.com, Jumat petang.
Terkait rencana penanganan lebih lanjut terhadap para korban, disampaikan bahwa pada tanggal 7 Desember 2014 seluruh korban yang telah ditemukan akan dibawa dengan kapal Oryong 96 menuju pelabuhan Busan, Korsel.
Diperkirakan kapal akan tiba di Busan tanggal 20 Desember 2014 untuk selanjutnya dilakukan proses identifikasi para korban dengan mencocokkan data DNA (ante mortem dan post-mortem).
Perusahaan Sajoo Industri juga telah memberikan komitmen menanggung seluruh pembiayaan penanganan dan pemulangan para korban.
Pemerintah Korsel sendiri memang memberikan perhatian yang sangat serius terhadap insiden ini. Bahkan pihaknya telah membuay satuan tugas khusus yang dipimpin langsung oleh Wakil Menteri.
Dalam kaitan ini, Menlu RI telah menyampaikan kesiapan Indonesia untuk mengirim Tim dari Indonesia untuk mendukung proses identifikasi korban (DVI–Disaster Victim Identification) yang akan berlangsung di Busan. Dan Menlu Korsel pun mengapresiasi kesiapan Indonesia tersebut.