JK: Pabrik Gula Kita Rata-rata Sudah Berumur 100 Tahun
Indonesia butuh banyak pabrik gula baru kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK.
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Indonesia butuh banyak pabrik gula baru kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK. Kata dia pabrik-pabrik gula yang ada rata-rata umurnya sudah di atas 100 tahun, dan sudah tidak efektif lagi memproduksi gula sehingga keuangannya bermasalah.
Kepada wartawan di sela-sela kunjungannya ke Surabaya, Jawa Timur, JK mengatakan sejumlah pabrik gula yang umurnya di atas 100 tahun berlokasi di tengah kota. Kata dia sangat tepat bila pabrik-pabrik tersebut dijual, lalu didirikan pabrik baru di lokasi yang lebih strategis, dan dengan teknologi yang memadai.
"Kita jangan tergantung neraca. Kalau hanya lihat neraca tidak akan pernah diperbaiki. Kita pindah saja pabriknya untuk dapat dana," ujarnya.
Ia menghitung setidaknya dibutuhkan sepuluh pabrik baru, dengan berbagai teknologi barunya, sehingga tingkat rendemen nya mencapai 10 persen. Selain itu Indonesia juga butuh bibit-bibit tebu yang lebih unggul. Untuk urusan bibit, Sabtu (6/12/2014) hari ini berencana untuk menyambangi pusat bibit di Pasuruan, Jawa Timur.
"Dengan itu dua-tiga tahun yang akan datang, kita bisa memenuhi produksi dalam negeri," katanya.
Dengan meningkat nya produksi gula dalam negri, menurut JK hal itu juga bisa menekan dominasi gula rafinasi yang sebagian besar nya merupakan hasil impor.
Selain itu kata dia pemerintah juga sudah mengeluarkan kebijakan untuk menekan dominasi gula rafinasi yang harganya relatif lebih murah, yakni dengan memperketat penggunaannya.
"Gula rafinasi itu jangan berlebihan, memang tahun lalu itu izinnya berlebihan. Kita tidak bisa mengatasi masalah itu dengan main main harga, kalau kita naikkan harga itu yang untung adalah penyelundup," tandasnya.