Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Busyro Pernah Cuekin Telepon dan SMS Menkopolhukam Djoko Suyanto

"Akhirnya Pak Djoko Suyanto ngecek ke mas Johan Budi," ucap Busyro.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Busyro Pernah Cuekin Telepon dan SMS Menkopolhukam Djoko Suyanto
KOMPAS.com/DIAN MAHARANI
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Busyro Muqoddas, mengakhiri masa jabatannya sebagai wakil ketua KPK.

Saat pamitan kepada para pewarta di KPK, Jakarta, Selasa (16/12/2014), Busyro bercerita banyak hal soal aktivitasnya selama menjabat salah satu  pimpinan KPK.

Termasuk pengalaman unik berhubungan dengan pejabat negara lainnya. Salah satunya adalah dengan eks Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, (Menkopolhukan) Djoko Suyanto.




Pada suatu waktu yang tidak disebutkan, Busyro bercerita saat itu di hari Senin, pria kelahiran Yogyakarta itu melihat ada panggilan masuk di selulernya dari Djoko Suyanto. Busyro mengacuhkannya.

Selang beberapa saat, Djoko mengirimkan pesan singkat (SMS) yang meminta penjelasan terkait ucapan Busyro di Yogyakarta bahwa Presiden SBY 'menggergaji' leher KPK.

"Tidak saya angkat. Saya tahu ini mesti gara-gara menggunakan istilah menggergaji walaupun itu istilah saya. Akhirnya Pak Djoko Suyanto ngecek ke mas Johan Budi," ucap Busyro

Terkait istilah menggergaji tersebut, alumnus Universitas Islam Indonesia itu terpaksa menggunakan istilah tersebut untuk menjelaskan revisi KUHP dan KUHAP kepada mahasiswa di Yogyakarta.

BERITA TERKAIT

Busyro mengisahkan, saat itu dirinya harus mencari padanan kata untuk menjelaskan revisi RUU KUHP dan KUHAP menggunakan istilah yang membumi atau mudah dipahami masyarakat awam.

"Karena didesak wartawan saya menggantinya dengan bahasa membumi. Bahasa saya waktu itu ialah bahwa pembahasan RUU KUHP dan KUHAP sebagai upaya presiden menggergaji leher KPK," kenang ayah tiga anak itu.

Berita tersebut kemudian menyebar di berbagai media karena wartawan tersebut membagikan (share) penjelasan Busyro ke berbagai media.

Mengingat kapasitasnya sebagai pimpinan KPK, berita tersebut sampai ke Jakarta dan dibaca Menteri Djoko.

"Di situ, SMS pak Djoko Suyanto, 'patutkah istilah menggergaji itu datang dari pejabat yang ditujukan kepada presiden'?" ujar Busyro menirukan bunyi pesan Djoko.

Karena tidak mendapat balasan, Djoko kemudian menghubungi Juru Bicara KPK, Johan Budi, apakah nomor handphone Busyro sudah berganti.

"Dijawab, 'iya pak'. Padahal enggak," kenang Busyro.

Busyro kemudian memilih menjawab SMS Djoko tersebut di penghujung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Habis itu Pak Djoko Suyanto itu lah terakhir telp/SMS pada saya. Habis itu tidak pernah SMS. Tapi akhir periode SBY saya SMS kepada beliau. Saya mohon maaf dan terimakasih atas atensinya, atas kritiknya atas bantuan. Tidak sedikit bantuan pak Djoko Suyanto kepada KPK. Kala itu antara lain mengatasi tragedi 5 oktober 2012 hari jumat sore petang sampai sabtu dini hari," tukas Busyro.

Sekedar informasi, Busyro menjabat sebagai Pimpinan KPK sejak tahun 2010-2014. Busyro pun pernah menjadi Ketua KPK pada tahun 2010-2011 menggantikan Antasari Azhar, yang menjadi terpidana kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran pada akhir 2010.

Sejak tanggal 16 Desember 2014, masa bakti Busyro di KPK berakhir. Walau demikian, Busyro masih berpeluang untuk terpilih kembali menjadi pimpinan KPK apabila lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di DPR RI. Busyro akan bersaing mengalahkan Roy Arya Brata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas