“Aceh Kini”, Live Event Peringatan 10 Tahun Tsunami di Kompas TV
Kini, setelah 10 tahun berlalu, Aceh menggeliat. Bangkit. Aceh sudah bangun dan beranjak dari titik nadir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pada 26 Desember 2004, Sepuluh tahun lalu, Tanah Rencong Nangroe Aceh Darussalam luluh lantak diterjang tsunami.
Lebih dari 160 ribu orang meninggal, dan tak terhitung jumlah rumah, bangunan, infrastruktur serta harta benda lainnya turut hancur diseret gelombang dahsyat itu.
Selain kerugian materiil, kerugian lain yang tak kalah besarnya adalah berupa kerugian moril; betapa banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya, adik kehilangan kakak, ibu kehilangan anak, istri kehilangan suami, saudara kehilangan sanak-kadangnya.
Kini, setelah 10 tahun berlalu, Aceh menggeliat. Bangkit. Aceh sudah bangun dan beranjak dari titik nadir.
Menatap masa depan dengan optimisme dan penuh harapan. Luka lama memang tidak patut diratapi, tetapi tidak salah untuk dikenang – diperlakukan sebagai pembelajaran dan untuk dipetik hikmahnya.
Hari ini warga Aceh sudah menjalani hidup secara normal. Itu terjadi antara lain berkat uluran tangan tanpa pamrih dari beragam kalangan; relawan, pemerintah, swasta, NGO, negara donor, serta berbagai pihak.
Tetapi warga Aceh tidak boleh lengah. Menurut para ahli dan peneliti tsunami, wilayah Aceh dan sekitarnya tetap menyimpan potensi akan terjadinya tsunami yang bisa datang sewaktu-waktu. Yang paling penting saat ini adalah bagaimana menyadarkan warga agar peduli dengan mitigasi bencana.
Memperingati 10 Tahun Tsunami Aceh, Kompas TV menayangkan program khusus bertajuk “Aceh Kini”, yang disiarkan secara langsung Jumat 26 Desember 2014, mulai pukul 09.00 wib. Selain berisi siaran langsung puncak peringatan 10 Tahun Tsunami, Kompas TV juga mewawancarai secara khusus Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Alwiyah Husin/Kompas TV)