Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Jonan Tak Usah Marah-marah, Itu Tak Menyelesaikan Masalah

Marah tak menyelesaikan masalah. Di negara lain, sebuah kecelakaan pesawat atau kapal laut adalah hal serius, dan tidak menjadi bagian pertunjukan

Editor: Sugiyarto
zoom-in Menteri Jonan Tak Usah Marah-marah, Itu Tak Menyelesaikan Masalah
surya/ahmad zaimul haq
Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan berbincang dengan GM Angkasa Pura 1, Trikora Harjo tentang pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang kontak di kawasan Tanjung Pandan, Kalimantan, Minggu (28/12/2014). Pesawat tipe Airbus 320 berangkat dari Surabaya menuju Singapura pada pukul 05.20 dengan membawa 155 penumpang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika Soegijapranata, Algooth Putranto, menilai kecelakaan pesawat Air Asia bisa menjadi batu pijakan bagi Indonesia dalam memulai tradisi penegakan keselamatan transportasi.

“Marah tak menyelesaikan masalah. Di negara lain, sebuah kecelakaan pesawat atau kapal laut adalah hal serius, dan tidak menjadi bagian pertunjukan dengan pejabat yang marah di depan umum karena adanya kecelakaan itu bagian ketidakbecusan pemerintah," ujarnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (3/1/2015).

Bahkan, lanjut Algooth, di negara lain kejadian kecelakaan besar menjadi alasan pejabat undur diri.

Itu pesan yang sangat tegas bahwa keselamatan adalah nomor satu. Di sini, kecelakaan dianggap sebagai nasib dan tidak menghasilkan perbaikan.

Algooth mencontohkan Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Hong-won, memilih mengundurkan diri pasca-kecelakaan kapal Sewol yang menewaskan banyak orang.

"Dalam teori komunikasi, marah bisa diartikan sebagai sikap defensif menutupi kesalahan. Soal adanya pelanggaran yang dilakukan AirAsia, silahkan diselesaikan dengan tegas kalau perlu cabut ijin lalu pecat pemberi izin maskapai yang melanggar tersebut. Tak perlu marah-marah di depan media," ujarnya.

Algooth mencatat, selama ini di Indonesia pejabat yang bertanggung jawab atas transportasi bisa tenang menikmati posisinya.

Berita Rekomendasi

Sejumlah kecelakaan besar pesawat dan kapal tidak cukup untuk menjadi alasan mereka untuk mundur atau dicopot dari posisinya.

“Coba diingat tragedi Lion di Solo, Mandala di Medan, Adam Air di Makassar, Garuda di Jogja, kapal Livina dan Teduh bahkan tragedi kecelakaan kereta api Bintaro yang tak berpengaruh pada posisi pejabat. Kita tunggu apa Menteri Jonan cukup bernyali merevolusi kementerian. Tidak hanya marah-marah,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas