Palguna: Rasanya Angkuh Betul Kalau Saya Tolak
"Kalau yang ketiga saya tolak, rasanya kok angkuh betul sebagai manusia. Sombong sekali saya menjadi manusia. Akhirnya saya putuskan ikut."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tolakan kali ketiga tak dilakukan I Dewa Gede Palguna yang didaftarkan entah siapa untuk kembali menjadi calon hakim konstitusi. Berbeda dengan ajakan pertama dan kedua yang langsung ia tolak mentah-mentah.
"Kalau yang ketiga saya tolak, rasanya kok angkuh betul sebagai manusia. Sombong sekali saya menjadi manusia. Akhirnya saya putuskan ikut, toh belum tentu saya yang lulus. Saya nothing to lose saja," cerita pria kelahiran Bangli, Bali.
Tersebab pernah menjadi hakim konstitusi dari 2003 sampai 2008 lalu, menjadi alasan Palguna menolak kembali mendaftar atau didaftarkan untuk periode berikutnya. Karena sikapnya itu, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie saat itu sempat kesal.
Cukup beralasan Palguna menolak permintaan Jimly yang pernah semeja selama menangani perkara di Mahkamah Konstitusi. "Saya ingin berkonsentrasi menyelesaikan studi S3 saya di Universitas Indonesia (UI)," tuturnya.
Selalu saja ada alasan Palguna menolak untuk disorongkan sebagai calon hakim konstitusi. Kali kedua dicalonkan dua tahun lalu, Palguna mengaku ingin memperkuat program S3 Universitas Udayana, almamaternya dulu, yang sedang ikut proses akreditasi.
Selama ini Palguna dikenal lekat dengan dunia akademik. Lulusan s1 Fakultas Hukum Universitas Udayana itu pernah menjadi dosen FH Udayana sejak 1988, dosen luar biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra.
Ia pernah tercatat sebagai Co-Lecturer pada Summer Law Programme kerjasama antara FH Universitas Udayana dengan School of Law University of San Fransisco, California, Udayana AS (1995 dan 1997).
Penolakannya yang ketiga tak terjadi. Ketika Hari Raya Galungan di Bali, bersama keluarganya yang sedang bersembahyang di pura keluarga, Palguna kaget dengan dering telepon. Seorang pria memperkenalkan diri sebagai staf Panitia Seleksi Hakim MK.
"Saya diberitahu, ada yang mendaftarkan saya. Lalu saya ditanyakan kesediaan. apakah saya bersedia mengikuti seleksi atau tidak," kenang Palguna. Tanpa takut tersisih, ia ikuti seleksi bersama 15 orang lainnya. "Akhirnya saya terpilih," ungkapnya.
Rabu (7/1/2015) di Istana Negara, Palguna berdiri disaksikan ratusan mata termasuk Presiden Joko Widodo. Ia mengucap sumpah sebagai hakim Mahkamah Konstitusi, menggantikan Hamdan Zoelva yang sudah habis masa baktinya.