Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diperkirakan Tak Banyak Jenazah di Badan Pesawat Setelah Ledakan

Kemungkinan ditemukan jenazah-jenazah ini masih ada. Tapi, jumlahnya tidak signifikan.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama SB Supriyadi masih optimistis sebagian jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 bisa ditemukan di badan pesawat kendati mengalami ledakan. Namun, jumlahnya tidak terlalu signifikan.

"Kemungkinan ditemukan jenazah-jenazah ini masih ada. Tapi, jumlahnya tidak signifikan. Dari yang masih tersisa atau belum ditemukan, paling tidak kita bisa dapat 50 persen. Sebab, dengan kecepatan pesawat di atas 500 knot, lalu menabrak air, itu sama seperti dengan menabrak tembok," kata Supriyadi di Posko Pencarian dan Evakuasi, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Senin (12/1/2015).

Menurutnya, dari temuan posisi dan kondisi ekor, kotak hitam dan 12 objek serpihan pesawat dalam radius 1 km, diduga pesawat AirAsia QZ meledak akibat tekanan udara dalam kabin sebelum jatuh menghujam ke dasar laut Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalteng pada Minggu, 28 Desember 2014.

Badan pesawat pun akhirnya pecah setelah pesawat dengan kecepatan tinggi menghantam permukaan laut.

Menurutnya, sesaat itu hantaman ke laut itu sebagian penumpang dan awak terlempar ke luar pesawat.

"Ledakan yang didengar oleh nelayan itu adalah ledakan dari kabin pesawat. Meledak di atas permukaan air. Jadi, meledak ketika menyentuh air," ujarnya.

"Tekanan udara di dalam air laut membuat badan pesawat menjadi hancur. Kemungkinan penumpang dan awak ini terlempar," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Badan pesawat mulai bagian moncong hingga ekor menjadi terpisah-pisah posisinya di dasar laut lantaran kuatnya arus bawah laut.

"Jadi, kalau 30 persen dari penumpang ‎masih di dalam (badan pesawat), itu sudah luar biasa," kata dia.

Meski begitu, Supriyadi menegaskan bahwa pernyataannya ini sebatas analisanya berdasarkan temuan-temuan dan kesaksian nelayan terkait pesawat tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki penyebab pasti jatuhnya pesawat tersebut.

Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak jatuh di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalteng pada Minggu, 28 Desember 2014.

Hingga hari ke-15 masa pencarian pada Minggu (11/1/2015) kemarin, baru 48 penumpang dan awak pesawat yang berhasil ditemukan.

Temuan ekor pesawat tak diikuti dengan temuan kotak hitam di dalamnya. Diperkirakan komponen penting yang menyimpan data penerbangan dan bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat itu terlepas dari ekor pesawat.

Tim SAR gabungan telah menemukan sinyal posisi dua komponen kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501, yakni Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR), yang saling berjarak 20 meter. Namun, baru bagian FDR yang berhasil ditemukan dan dievakuasi ke kapal.

Bagian FDR ditemukan di koordinat 03 derajat 37" 21 S dan 109 derajat 42' 42" T pada kedalaman 30 hingga 32 meter dan berjarak 1 Km dari lokasi temuan ekor pesawat. FDR ditemukan dalam posisi terhimpit serpihan badan pesawat.

Saat ini, tim penyelam masih melakukan pencarian bagian CVR di sekitar temuan FDR kotak hitam untuk selanjutkan diangkat ke kapal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas