Parpol Akan Rugi di Pemilu 2019 Jika Andalkan Partai Keluarga
Partai yang mengandalkan figur lama serta diisi oleh anggota keluarga diprediksi akan merugi
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai yang mengandalkan figur lama serta diisi oleh anggota keluarga diprediksi akan merugi pada Pemilu 2019. Pasalnya, pemilih muda akan jauh lebih banyak serta berharap tokoh-tokoh muda dapat memimpin partai politik.
Demikian dikatakan Pengamat Politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte dalam diskusi 'Trend Aklamasi dan Regenerasi' di Gedung DPR, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Ia menilai demokrasi Indonesia menjadi ironi bila dibangun tanpa melakukan regenerasi secara berkelanjutan. Philips melihat reformasi partai secara internal belum dilakukan hingga kini.
Padahal, sektor lainnya seperti TNI dan Pers sudah melakukan reformasi. "Kita tidak pernah mendiskusikan untuk mendorong demokratisasi dalam partai. Ini menjadi ironi ketika rakyat memilih langsung, kemudian rakyat bisa move on. Masyarakat mungkin jauh lebih dewasa ketimbang elite parpol," ujarnya.
Philips mengungkapkan kedepan partai politik harus memaksimalkan ideologi partai dibandingkan figur. Dengan adanya ideologi partai, maka pergantian ketua umum dapat terjadi secara berkesinambungan. Sebab, siapapun ketua umumnya, sosok tersebut tetap memegang ideologi partai.
"Bagaimana agar partai didorong demokratis, gimana kalau partai jadi punggung demokrasi tapi di internalnya tidak demokratis. Harus ada ruang-ruang demokrasi itu terjadi, ruang-ruang pencalonan ketua umum dibuka," katanya.