Susuri Badan Pesawat, Tim SAR Siapkan 200 Kantong Jenazah
Ratusan kantong jenazah itu berada di beberapa kapal, seperti KRI Banda Aceh dan KN Pacitan.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim SAR gabungan menyiapkan 200 kantong jenazah jika tim penyelam menemukan banyak jenazah dari kabin badan atau main body pesawat AirAsia QZ8501.
Ratusan kantong jenazah itu berada di beberapa kapal, seperti KRI Banda Aceh dan KN Pacitan.
"Ada 132 penyelam di beberapa kapal. Kami juga sudah menyiapkan kantong jenazah 200 buah untuk proses pengangkatan jika penyelam menemukan banyak jenazah di kabin," kata Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama SB Supriyadi di Posko Pencarian, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (16/1/2015).
Banyaknya kantong jenazah yang disiapkan karena Basarnas memperkirakan masih banyak penumpang dan kru yang terperangkap di dalam badan pesawat sesaat setelah pesawat itu jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun pada Minggu, 28 Desember 2014.
Pagi itu, pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura tersebut mengangkut 155 penumpang dan 7 awak. Hingga hari ke-20 masa pencarian, baru 51 jenazah yang ditemukan oleh tim SAR gabungan.
Selain kantong jenazah, Basarnas juga sudah menyiagakan 132 penyelam di beberapa kapal yang siap melakukan pengangkatan jika tim penyelam observasi menemukan banyak jenazah di badan pesawat.
Menurut Supriyadi, sejak pagi ada tiga tim penyelam yang melakukan penyelaman observasi ke lokasi temuan badan pesawat yang berada di di kedalaman 30 meter Laut Jawa dekat Selat Karimata, Pangkalan Bun.
Tugas awal mereka, yakni mengkalkulasi secara cermat kondisi badan pesawat, jumlah jenazah yang ada di dalamnya dan data awal skenario teknik proses pengangkatannya.
Namun, sejauh ini belum membuahkan hasil positif dari penyelaman observasi tersebut.
"Penyelaman belum ketemu jenazah, main body belum diklarifikasi. Apakah karena tidak ada korban di dalamnya, apakah jenazah-jenazah berada di balik reruntuhan dalam pesawat, saya belum tahu karena mereka belum melapor. Kami belum yakin betul. Jadi, kami menunggu laporan berikutnya," paparnya.