Dihadang Cuaca Buruk, Helikopter Pengangkut Kantong Jenazah 'Balik Kandang'
Kantong jenazah dan kantong plastik tersebut akan digunakan oleh tim SAR di KRI Banda Aceh untuk memuat jenazah
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Letnan Kolonel Laut Muhammad Tohir terpaksa memutar balik helikopter Dauphin-nya setelah mendapatkan informasi cuaca buruk tengah terjadi di lokasi tujuannya, kapal KRI Banda Aceh di Laut Jawa dekat Selat Karimata.
Akhirnya, sebanyak 40 kantong jenazah dan kantong plastik besar untuk jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 yang dimuat di helikopternya gagal dikirimkan ke KRI Banda Aceh. "Karena itu, Panglima Armabar memerintahkan kami agar kembali," kata Tohir setiba mendarat di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Minggu (18/1/2015).
Rencananya, kantong jenazah dan kantong plastik tersebut akan digunakan oleh tim SAR di KRI Banda Aceh untuk memuat jenazah yang didapat dari badan pesawat.
Tohir menceritakan, mulanya helikopternya meninggalkan Lanud Iskandar pukul 11.24 WIB.
Baru 15 mil helikopter terbang di atas daratan Pangkalan Bun, kumpulan awan Comulonimbus sudah menghadang. Untung saja, Tohir mampu mengendalikan helikopter dan melewati 'awan ganas' tersebut.
Tak lama kemudian atau baru beberapa saat memasuki kawasan perairan Selat Karimata, Tohir mendapatkan informasi cuaca buruk melalui radio dari pihak KRI Banda Aceh.
Cuaca saat itu di sekitar kapal tersebut, yakni tinggi ombak sampai 4 meter, kecepatan angin 35 knot, langit mendung dan akan turun hujan lebat.
"Kecepatan angin yang bisa ditelirir kalau heli kami mendarat di kapal itu yang sedang berjalan itu 25 knot. Kalau di atas itu heli bisa kena turbulensi, nggak stabil dan membahayakan semua," kata Tohir yang merupakan Kasubditlambangja Puspenerbal itu.
Rencananya, Tohir akan kembali penerbangan untuk mengirimkan barang-barang tersebut ke KRI Banda Aceh sampai ada perintah dari pejabat Basarnas dan cuaca telah membaik.