Komisi III DPR Minta Dibentuk Pansus Pelanggaran Ketua KPK
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendorong pembentukan Panitia Khusus (Pansus) dugaan pelanggaran ketua KPK Abraham Samad.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendorong pembentukan Panitia Khusus (Pansus) dugaan pelanggaran ketua KPK Abraham Samad. Pansus dibentuk terkait pertemuan Abraham Samad dengan petinggi PDIP.
"Ini sudah santer (pansusnya). Nanti kita lihat pertemuan itu benar apa tidak, kalau benar apa pembicaraannya, apakah komisioner lain mengetahui," kata Wasekjen PPP Arsul Sani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Anggota Komisi III DPR itu menegaskan tindakan yang dilakukan Abraham Samad bila benar terjadi dilarang dalam kode etik KPK.
Ia menyebutkan dalam kode etik KPK, komisioner dilarang bertemu pihak lain sendirian. Kemudian pertemuan harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi KPK. Pertemuan juga harus mendapat persetujuan dari komisioner lainnya.
Arsul menolak bila pansus tersebut dikatakan sebagai bentuk intervensi kepada KPK. "Ini untuk membersihkan KPK, kalau KPK harusnya penegakan hukum murni. Kalau ada kepentingan lain itu membahayakan KPK," ujar Arsul.
Ia menyebut berbahaya KPK bila ternyata terjadi pembusukan dari internal. Untuk itu, semua pihak harus mencegah hal tersebut. " Ini kenapa ada pemikiran bentuk pansus," katanya.
Diketahui, Plt Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan pemberitaan yang tertulis 'rumah kaca Abraham Samad' adalah benar adanya.
Dengan demikian, kata Hasto, pernyataan yang disampaikan oleh Abraham Samad bahwa fitnah sangatlah tidak tepat.
"Kepada bapak Abraham Samad yang memimpin situasi yang begitu besar dan dipercaya publik kami harapkan untuk berani mengakui bahwa banyak pertemuan yang dilakukan Abraham Samad sekurang-kurangnya dengan para petinggi kedua parpol, PDI Perjuangan dan NasDem dalam kaitannya dengan proses pencalonan beliau sebagi calon Wakil Presiden pada pemilu presiden 2014 yang lalu adalah benar," kata Hasto dalam jumpa pers di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/1/2015) siang.